20

2.4K 170 16
                                    

Jangan lupa vote coment manteman.

Inget jangan jadi siders

KASIH TAU KALO ADA TYPO OKE
______________________________________

Meja makan. Saat ini Bia dan Alif sedang duduk di meja makan dengan masing masing sudah ada piring di hadapannya. Gadis itu masih marah pada abangnya itu. Dua hari ini ia tidak menyapa Abangnya membuat Alif jadi merasa sepi.

Saat ini saja Bia makan tanoa menyapa bahkan melirik Alif pun tidak. Gadis itu terus fokus pada roti nya mengabaikan Alif yang sedari tadi sepertinya hendak berbicara padanya namun ragu.

"Masih marah?" Bia mengangkat kepalanya yang tadi menunduk karena memainkan ponselnya.

"Enggak" Alif yakin adiknya ini masih marah. Buktinya saja ia berbicara sangat singkat dan itu bukan Bia yang biasana berbicara panjang padanya.

"Maafin Abang. Sumpah Abang ga bermaksud tawuran" ia membentuk tanda peace menggunakan jari tengah dan telunjuknya.

Bia tersenyum, ia mentap Alif. "Bia ga marah sama Abang, cuma kesel" lanjutnya membuat Alif mendengus.

Apa bedanya tidak marah tapi kesal. Itu kan sama saja. Sudah menyelesaikan sarapan paginya Bia kembali ke dalam kamarnya meninggalkan Alif.

"Hari ini gua ada janji sama siapa ya?" Ia tampak mengingat sesuatu. Tangan kirinya menyanggah tangan kanannya yang sedang mengetuk ngetukkan pada dagunya.

Tidak perduli. Saat ini Bia duduk di meja belajar nya membuka buku catatan miliknya yang harus ia selesaikan karena besok waktu pengumpulan. Tangan mungilnya mulai mengukir tulisan tulisan yang lumayan banyak.
matanya dengan teliti membaca lalu ia meringkas nya dalam buku catatan agar tidak terlalu panjang.

Catatan nya selesai, buku yang tadi untuk mencatat ia tutup lalu ia masukkan ke dalam tasnya. Tangganya terasa pegal dan kebas membuat tangan kirinya spontan memijat agar pegalnya sedikit hilang.

Sangat membosankan hari libur ini, yang di lakukan hanya berdiam di kamar dan tidak ada kegiatan.

"Neng Bia, ada tamu di bawah" suara Mbok Iyem membuat Bia yang sedang membaca Novel itu langsung menutupnya.

"Siapa mbok?" Tanyanya setelah membuka pintu kamar.

"Gatau Neng, tapi orangnya ganteng pisan" dasar Ibu ibu genit. Masih aja begitu kalo liat yang bening dikit.

Tapi siapa yang bertamu pada hari Minggu di rumah Bia? Jika para fans Alif tidak mungkin karena itu kan laki laki. Teman Alif? Tapi kalau teman Alif kenapa Mbok Iyem memanggil Bia bukan Alif?.

Dengan malas ia menuruni tangga menghampiri tamu itu yang entah Bia tidak tau siapa.

"Yah kok dia?" Sungguh malas sekali Bia menemui orang itu. Bia dengan segera kembali ke dalam kamarnya lalu memanggil Mbok Iyem untuk mengatakan pada tamu itu jika Bia tidak ada di rumah.

Bia mengunci kamarnya, menutup semua jendela kamarnya dan saat ini tidak ada cahaya yang masuk ke dalam kamar itu. Wajahnya seketika memucat dan yang jelas perasaannya tidak karuan. Sekilas kejadian lama kini muncul dalam memori ingatannya hingga suara laki laki itu terdengar dalam telinga Bia. Masa malu itu saat ini sedang memenuhi otak Bia membuat Bia tidak bisa mengendalikan dirinya.


°•°•°•°•°•°•°•°

"Anjir gua kagak bawa topi!" Arsen yang tengah mengobrak Abrik isi tasnya tidak menemukan topi nya membuat teman temannya yang tadinya santai jadi mengikuti Arsen memeriksa tasnya.

AQKHASKAF [SLStory]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang