16

2.5K 175 38
                                    

Maafin typo yang berterbaran yahh gaes

Warning!! Di part ini sedikit banyak umpatan atau kata kata kasar gaes, jadi mohon maaf yah heheh
______________________________________


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


•°•°•°•

Oh tuhan, kucingta dia..
Kusayang dia..
Rindu diaa.. inginkan diaaaa

"Lo diem aja ganggu ko apalagi Lo nyanyi. Bikin makin ganggu anjay!" Sarkas Arsen yang pusing mendengar Fiko bernyanyi tak jelas.

"Bener kata Arsen. Lagian Lo nyanyi masa salah salah. Ku cinta dia jadi kucingta" kritik Fathan yang sambil memakan kacang.

"Ga dapet cewek beralih ke kucing kayaknya hhahahah" ucapan Aqkhas mampu membuat yang lainnya ikut tertawa sementara Fiko menatap kesal pada sahabat sahabatnya yang selalu mengatainya.
Sabar Fiko sabar nanti pasti mereka kena azab.

Saat ini mereka sedang berada di kantin setelah tadi berpanas panasan di lapangan. Keenam laki laki itu masih dengan Asyik menertawai Fiko hingga akhirnya memutuskan untuk melanjutkan makan nya karena nanti siomay yang mereka pesan keburu dingin.

"Udah udah mending makan nih somay. Sayang kalo di anggurin" potong Arsen membuat tawa mereka berhenti lalu fokus pada mangkuk siomaynya masing masing.

"Udah puas kan ngetawain gua? Sekarang pokoknya bayarin somay gua" pinta Fiko yang di beri kepalan oleh Aqkhas membuat laki laki itu nyengir dan tangannya membentuk tanda peace berarti bercanda.

"SMA Martha Chitra nanti tawuran sama SMA Lentera. Kalian mau pada ikut bantu ga?" Ucapan Marvin membuat kelima laki laki yang masih Fokus mengunyah kini mengehentikan aksinya.

"Masalahnya apa?" Tanya Aqkhas.

"SMA Lentera ngeroyok salah satu SMA Martha Cita karena dikira itu murid Alexis yang gabung sama Unlimited" Marvin menjelaskan.

Seketika tangan Aqkhas mengepal. Mengapa Alexis di bawa bawa dan apa hubungannya dengan unlimited sehingga mereka bisa salah sasaran kepada Martha Citra? Dan perasaan Alexis tidak pernah mencari musuh dengan sekolah lain.

"Untung Aja Martha Citra ga nyalahin kita jadi hubungan kita sama mereka tetep baik dan kalo ga salah mereka juga ada dendam tersendiri sama Alif karena sempet bantuin kita dulu" lanjut Marvin membuat mereka sedikit lega.

"Bantuin" satu kata yang Aqkhas ucapkan dan kelima laki laki itu mengangguk setuju dengan semangat.

Sudah lama mereka tidak ikut tawuran. Terakhir mereka tawuran waktu kelas sebelas semester satu. Rasanya mereka tidak sabar untuk mengulangi masa itu di mana mereka akan dengan bebas memukul orang orang tanpa batasan.

AQKHASKAF [SLStory]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang