09

2.8K 215 61
                                    

Budayakan untuk vote dan coment, tinggalin jejak biar author seneng kek.

Jangan jadi siders oke.

°•°•°•°•°

Sesampainya di rumah, Aqkhas memarkirkan motor Fano. Laki laki itu barjalan santai masuk ke dalam rumah yang di ruang tamu sudah ada Fano dan Bagas yang sedang mengobrol.

"Abis dari mana sama Kak Bia?" Baru saja masuk dan Bagas langsung melontarkan pertanyaan.

"Lo nanya?" Balas Aqkhas mampu membuat Adiknya ini geram sangat.

"Enggak Bang, cuma ngomong" Aqkhas melemparkan tas nya dan segera ia berbaring di sofa yang kosong.

Aqkhas hanya meng oh ria kan ucapan Bagas membuat Bagas yang tengah memainkan ponselnya kini ingin sekali menghajar Abangnya yang sepertinya sangat kurang kosa katanya.

Laki laki yang baru datang itu, mengambil ponsel yang ada di dalam tasnya lalu memainkan game yang ada di dalam ponselnya bersama Bagas dan Fano. Ketiganya sangat serius, memperhatikan layar ponselnya dan sangat fokus agar dirinya tidak kalah dan akan berakhir sebagai pemenang. Game online yang mereka mainkan tak lain dan tak bukan adalah pugb g.

"Fan itu sebelah sini ada musuh!" Teriak Aqkhas dengan nafsu.

"Anjing ga kena!" Kini giliran Bagas yang mengumpat kesal.

Fano, ia hanya diam tak mengeluarkan suara. Laki laki itu tampak tidak ada raut kesal atau apapun seperti Bagas dan Aqkhas yang sedari tadi emosi dan berteriak jika sasaran membidiknya tidak pas.

"Lo arang yang main tangan apa mulut sih?" akhirnya Fano berbicara yang perkataan nya langsung di beri tatapan sinis oleh kedua kakak beradik itu. "Wee selow, jangan melotot kompakan gitu dong, gua sendiri disini ga ada bantuan" lanjutnya membuat Aqkhas dan Bagas kompak memutar bola matanya malas.

Sangking asik mereka bermain dengan ponselnya hingga tak menyadari kehadiran wanita cantik yang ternyata itu adalah mama Aqkhas dan Bagas.

"Bagussss ya, bagusss!!" Ketiganya seketika menoleh melihat ke arah sumber suara yang sekarang sedang berkacak pinggang dengan wajah yang serius. "Pulang sekolah bukannya pada ganti malah tongkrang tongkrong di depan! Aqkhas juga, kenapa baru pulang?! Bagas pulang dari tadi kenapa ga ganti baju?! Fano juga, ikut ikutan kayak mereka, Tante pecat jadi ponakan baru tau tau rasa!"

Dengan kompak ketiga laki laki itu langsung meletakkan ponselnya di atas meja tak perduli jika game yang mereka mainkan kalah. Lebih baik kalah, daripada wanita di depannya mengamuk dan itu lebih menyeramkan dari kalah bermain game.

"Aqkhas tadi nganterin temen" balas Aqkhas tetap dengan datar namun tetap terlihat cool.

"Bagas sama bang Fano nungguin bang Aqkhas biar nanti kalo dia kena marah kita juga kena marah" alibi Bagas yang Fano beri anggukan.

"Nganterin siapa?! Alasan bisanya kalian!" Lagi lagi wanita itu tidak mempercayai anak anaknya padahal Aqkhas berkata jujur daripada Bagas yang berbohong.

"Bang Aqkhas nganterin cewek" celetuk Bagas langsung membuat mamanya itu menatap tajam Aqkhas.
Fano hanya diam, tak mau menjawab dan tak mau kena masalah.

"Bener kata adik mu? Kamu nganterin cewek?" Kini suara mamanya seperti penasaran. "Mama kira kamu gay, ga doyan cewek" lanjutnya lalu kedua tangannya besidekap di depan dada.

AQKHASKAF [SLStory]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang