Sesuai janji aku up pagi.
Jangan lupa vote, comment, follow and share cerita ini ke teman lainnya. Hehe
Kuingatkan lagi jangan lupa follow akun wattpadku karena aku sering ngasih info update. Baik di WP maupun Karyakarsa.
Bantuin cek typo juga ya.
Happy reading 😊
🌹🌹🌹
"Kak, aku pulang duluan, ya."
"Lho, kok buru-buru amat? Pizza-nya belum habis tuh, Win," timpal Yaya bingung.
Winta nyengir kuda. Lalu melirik Nana yang sedang menunggunya di ambang pintu. Pria itu nggak jadi beli pizza gara-gara terbakar api cemburu. Nana hanya berdiri sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada.
"Itu, Kak. Udah dijemput."
"Oh, dijemput Nathan lagi. Padahal aku pengen banget nganterin kamu pulang, lho."
Winta menggelengkan kepalanya tanda menolak. "Nggak usah repot-repot, Kak. Lagian arah rumah kita berlawanan. Takutnya Kak Yaya kemaleman terus capek. Kan jauh."
"Nggak masalah sih sebenernya. Tapi kalau kamu udah dijemput sepupu kamu yang galak itu ya udah," desis Yaya.
Nana memang selalu memamerkan wajah galak setiap bertemu Yaya. Bahkan semenjak mereka bersaing jadi mawapres. Persaingan keduanya sudah dimulai sejak lama.
"Ya udah, Kak. Aku balik duluan, ya. Maaf nggak bisa lama-lama."
"Iya, Winta. Nggak masalah, kok. Lagian kalau kamu pulang kemaleman entar Om Damar marah."
"Iya, Kak. Makasih udah memahami aku."
"Sama-sama. Kamu hati-hati, ya."
"Iya, Kak."
Winta berjalan keluar bersama Nana. Hati Yaya mendadak panas melihat Winta digandeng Nana. Padahal mereka hanya sepupu, tapi firasat Yaya mengatakan yang lain.
"Mas, maaf." Suara lirih Winta memecah keheningan keduanya di dalam mobil.
Sampai beberapa detik Nana tidak merespon. Pemuda itu hanya menatap lurus jalanan Kota Malang yang masih ramai meski sudah malam.
"Mas, aku tahu seharusnya nggak bohong ke kamu."
Nana mengerem mobilnya begitu lampu merah menyala. Kepalanya menoleh ke samping. Netra itu menatap tajam Winta. Tentu saja Winta semakin kikuk.
"Aku nggak suka kamu deket-deket sama Yaya."
"Mas…."
"I'm so jealous, Win. Did you understand?" balas Nana jujur. Nada bicaranya sama sekali tidak ramah.
"Maaf, Mas. Aku emang salah."
Nana membuang napas berat. Gerimis menjadi lagu pengiring perjalanan mereka malam ini. Tidak ada lagi kata yang keluar dari mulut Nana maupun Winta sampai mobil Nana berhenti di carport. Bahkan Nana membanting pintu mobil tatkala keluar. Nana juga langsung berjalan cepat menuju kamarnya di lantai dua tanpa melihat Winta yang meneteskan air mata di belakangnya.
Sampai tengah malam Winta tidak bisa tidur. Bahkan mengerjakan tugas pun tidak fokus sama sekali. Alhasil Winta meninggalkan tugasnya begitu saja, lalu berjalan mengendap-endap menuju kamar Nana. Dari balik pintu kamar yang terbuka setengah, Nana terlihat serius di depan laptop. Dari layar yang menyala sepertinya Nana sedang membaca jurnal penelitian.
Beberapa kali Nana sempat memijit pelipisnya. Sepertinya laki-laki itu terlalu lelah. Dan mungkin perasaannya sedang berantakan dikarenakan kebohongan Winta. Sejujurnya Winta ingin menghampirinya, lalu memberikan pelukan hangat agar Nana lebih bersemangat belajar, mengerjakan tugas atau apa pun itu. Namun, sepertinya Nana belum mau berinteraksi dengan Winta.
![](https://img.wattpad.com/cover/284880286-288-k885918.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Couple
RomanceWarning : 18+ KALAU BACA CERITA INI, WAJIB FOLLOW! ☺️ Bagi Wintaria Maryam Putri menikah di usia muda tidak pernah terbayangkan sebelumnya, apalagi dia masih kuliah. Namun, sebuah kejadian membuatnya harus menikah dengan Nathan Nareshwara. Satu hal...