9. Pembalasan

1.9K 265 17
                                    

Jangan lupa bantu cek typo. Jangan lupa vote dan comment.

Happy reading

💗💗💗

Nana duduk sebentar di nurse station guna mengecek HP-nya dan mendudukkan pantatnya sebentar. Pasalnya dari tadi Nana banyak berdiri saking banyaknya pasien di IGD. Sebenarnya Nana sedang menempuh stase mayor yaitu di insterna alias penyakit dalam. Namun, hari ini dia ditugaskan jaga IGD juga.

Hari-hari Nana saat koas terbilang melelahkan. Hampir setiap hari dia merasa tertekan dengan semua tuntutan pendidikan profesinya. Di awal koas sampai pertengahan dia akan lebih banyak menempuh stase non bedah, lalu selebihnya dapat stase bedah. Total untuk bisa lulus dengan gelar dokter Nana harus menempuh 13 stase selama koas. Ada beberapa stase mayor yang tentu saja akan menguras otak dan tenaganya, seperti interna, pediatrik, obsgyn, bedah, IKM-IKK yang selesainya sampai sebelas minggu. Lainnya stase minor yang bisa selesai dalam waktu empat minggu. Itu pun kalau lagi nggak kena apes. Kalau kena apes ya bisa molor lebih dari empat minggu. Contohnya THT, forensik, mata, psikiatri dan lainnya.

Nana membuka aplikasi chat sebelum kembali ke IGD. Tidak ada chat dari Winta. Ah, nggak tahu kenapa Nana jadi memikirkan Winta. Kira-kira dia sudah makan apa belum, ya? Itulah yang ada di pikiran Nana. Detik berikutnya jemari Nana mengetik chat untuk Winta.

Nathan Nareshwara
[Win?]
[Udah tidur?]

Tidak perlu menunggu lama. Chat itu langsung dibalas oleh Winta.

Wintaria Maryam
[Belum. Kenapa?]

Nathan Nareshwara
[Udah makan?]

Nana ingin menghapus chat itu, tapi sudah terbaca Winta duluan. Percuma dia menghapusnya. Pasti Winta akan menertawainya dan menganggapnya sok perhatian. Padahal ya aslinya memang menaruh perhatian.

Wintaria Maryam
[Belum. Ini masih latihan moot court.]
[Kenapa? Mau sok perhatian?]

Tuh, kan, benar apa yang ada di pikiran Nana. Winta pasti akan menganggapnya sok perhatian. Padahal Nana serius penasaran istrinya sudah makan atau belum. Ah, kenapa Nana tiba-tiba memikirkan Winta? Tidak mungkin dia jatuh cinta ke Winta. Di hatinya tetap terukir nama Shaila. Nana bisa-bisa gila karena pernikahan konyol ini.

"Ngapain lo di sini? Dicariin Dokter Andra lo tadi. Disuruh masang kateter," kata Renza menginterupsi kegiatan Nana di nurse station. By the way, yang dimaksud Dokter Andra adalah residen interna yang sebelumnya pernah memarahi Nana gara-gara pasang infus kurang tepat.

"Anjir, pasti gue kena semprot Dokter Andra lagi," gumam Nana merutuki dirinya sendiri.

Renza menepuk sebelah pundak Nana. "Tenang, Na. Udah diatasin sama Lia. Tadi si Lia yang masang kateternya. Lo harus ngajak jalan Lia abis ini sebagai tanda terima kasih."

"Anjir, jalan ndasmu!"

"Oh iya, lupa. Lo kan udah punya bini sekarang. Kalo jalan sama cewek lain namanya selingkuh, dong."

"Anjir!"

"Ya udah lah. Buruan balik ke IGD!" titah Renza.

Keduanya balik ke IGD yang lumayan ramai. Baru datang saja Nana sudah disuruh menjahit luka pasien kecelakaan. Dengan hati-hati Nana menjahit luka menganga di lengan seorang remaja perempuan. Sepertinya remaja itu jatuh bersama temannya.

"Koas, ya?" tanya remaja cewek itu.

"Iya. Kenapa? Nggak yakin sama kemampuan menjahit saya?" tanya Nana tetap dengan nada sopan.

"Enggak, kok. Masnya ganteng aja. Udah punya pacar belum?"

Nana tersenyum tipis. "Saya udah nikah."

Young CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang