55. Mau Bukti?

1.4K 183 40
                                    

Hiyaaa!!! Aku update di malem senin. Hahaha

Bestie, yuk buktikan kalian bisa vote dan komen sampe tumpeh-tumpeh. Kalo kalian semangat vote dan komen, aku juga semangat nulis cerita ini lho. Seriussss!!!

Yuk, para silent reader ditunggu pecah telor vote dan komennya.

Orang ini kenapa ganteng banget dah. Herannn...

 Herannn

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Siapa yang nggak sabar buat ngawinin mereka? Eh, nikahin deng.

Siapa yang nggak sabar buat ngawinin mereka? Eh, nikahin deng

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading 💕😊😊

😸😸😸😸😸











Winta ingat, dulu Nana pernah bilang kalau cedera di punggungnya belum sembuh total 100%, dan itu benar. Winta panik sendiri sendiri ketika Nana kesakitan usai baku hantam dengan Yaya. Tidak menyangka dia harus melihat Nana terkapar lagi akibat punggungnya yang rewel. Winta nyaris menangis saat Nana berusaha keras bangun dari lantai dibantu Renza. Meski bergerak pelan dan hati-hati, akhirnya Nana bisa bangun juga. Renza dan Winta memapah Nana ke kamarnya meski dengan susah payah karena badannya Nana lebih besar daripada Renza dan Winta.

“Arghhh, Ren! Pelan dikit!” cicit Nana ketika Renza membantunya meletakkan punggungnya di kasur empuk.

“Sakit, kan? Makanya nggak usah sok-sokan alih profesi jadi atlet tinju!” sembur Renza galak.

“Lo bawel amat, sih.”

“Lo sih barbar banget! Coba kalau lo nggak barbar, nggak akan kayak gini, kan.”

Renza mengembuskan napas berat. Geram juga dengan kelakuan Nana yang beringas seperti anak ABG rebutan pacar.

“Lo mau gue bawa ke rumah sakit? Biar diinjeksi di orthopedi.” Renza mengusulkan itu.

“Nggak usah, Ren. Gue ngobat aja, deh,” tolak Nana sembari meringis pelan.

“Yakin?” tanya Renza memastikan.

Young CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang