Halooo.
Aku update. Jangan lupa bantu cek typo. Jangan lupa vote, comment dan follow akunku.Happy reading 😊
❤️❤️❤️
Pasangan pengantin lain akan bulan madu jika sudah selesai resepsi, tapi itu tidak berlaku untuk Nana dan Winta. Keduanya menolak bulan madu dengan alasan sibuk. Nana bilang sibuk koas, sedangkan Winta sibuk persiapan lomba moot court tingkat nasional. Orang tua mereka untungnya memaklumi dan membebaskan keduanya.
Hari ini Winta dijemput Nana dengan mobil Pajero barunya menuju rumah mereka. Iya, rumah pemberian Bunda sebagai hadiah ulang tahun pernikahan. Ternyata ada hikmahnya juga Nana nikah, dapat rejeki nomplok dari Bunda dan Ayah. Untuk uang kuliahnya Winta, kedua orang tua Winta masih bersedia membiayai kuliah Winta sampai lulus karena mereka paham Nana masih koas. Namun, Nana tidak lepas tanggung jawab begitu saja sebagai seorang suami. Dia sudah menyiapkan tabungannya untuk makan sehari-hari bersama Winta.
“Udah nyampe, Win,” kata Nana membangunkan Winta yang ketiduran di dalam mobil baru.
“Enggghhh,” lenguh Winta sambil menguap. “Udah nyampe, ya?”
“Iya, turun lo!” titah Nana. “Barang-barang lo di bagasi turunin sendiri, ya.”
“Ih, bantuin dong, Mas!” protes Winta manja.
Nana agak geli dipanggil ‘Mas’ oleh Winta. Tapi, mau bagaimana lagi, kemarin Bunda yang menyuruh Winta untuk memanggil Nana dengan sebutan ‘Mas’. Nana tersenyum tipis melihat Winta yang bersusah payah mengeluarkan dua koper besar dan dua tas jinjingnya dari bagasi mobil barunya.
“Sini gue bantuin,” ujar Nana yang kini mendekati Winta.
“Katanya tadi nggak mau bantuin?” sembur Winta dengan bibir monyong lima centi.
“Mana tega gue biarin anak manja keringetan kayak gitu buat ngeluarin koper doang.”
Menyadari ada titik-titik keringat di keningnya, Winta langsung mengusapnya dengan kasar. Matanya mendelik lebar ke arah Nana yang sibuk mengeluarkan satu per satu tas dan kopernya dari dalam bagasi. Winta sendiri sibuk dengan pikirannya tentang Nana.
Bener kata Bang Jeano. Ini orang random banget.
“Udah, nih, Nyonya Muda.”
“Nyonya?”
“Bener, kan? Lo kan udah nikah, dipanggil nyonya, dong. Emang mau dipanggil apa? Sayang?” Tuh, kan, random lagi.
Sontak Winta langsung menyikut perut Nana. “Arghhh! Sakit, njir!” protes Nana
“Nggak usah aneh-aneh, deh, Mas!”
“Kenapa? Takut baper?”
“Enggak,” jawab Winta tegas.
“Padahal waktu pertama kali kita ketemuan di fotokopian lo sempat baper kan gue sepikin?” tanya Nana penuh percaya diri. “Muka lo aja sampe merah.”
“Enggak. Itu cuman kepanasan doang.”
Nana tersenyum miring. “Ya udah, masuk aja dulu!”
Rumah pemberian Bunda ini tidak terlalu sempit. Satu hal yang Nana sukai yaitu halaman depannya yang cukup luas, sehingga ia tidak perlu bingung mencari tempat untuk pot-pot kaktus hiasnya. Nana si calon dokter ini memang punya hobi memelihara kaktus hias. Ada puluhan kaktus yang dirawatnya sejak SMA. Bahkan beberapa sudah ada yang dijual ketika butuh uang untuk membeli textbook atau keperluan kuliahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Young Couple
RomanceWarning : 18+ KALAU BACA CERITA INI, WAJIB FOLLOW! ☺️ Bagi Wintaria Maryam Putri menikah di usia muda tidak pernah terbayangkan sebelumnya, apalagi dia masih kuliah. Namun, sebuah kejadian membuatnya harus menikah dengan Nathan Nareshwara. Satu hal...