Gaes, tolong bantu cek typo ya. Jangan lupa vote, comment dan follow akun wattpadku. Thanks.
Happy reading ☺️
💗💗💗
"Maaf banget, ya, Na. Aku nggak bisa. Aku udah anggep kamu sahabat sendiri, Na. Dan aku sebenernya udah jadian sama Arga."
"Iya, nggak apa-apa. Aku juga nggak bisa maksa kamu," balas Nana. Cowok itu masih bisa tersenyum meski ditolak Shaila. Namun, tetap saja ada luka menganga lebar dibalik senyum itu.
"Ya udah, kalau gitu aku balik duluan, ya, Na. Mau revisian skripsi."
"Iya, La. Hati-hati."
Nana menepuk-nepuk dadanya yang terasa sesak usai Shaila enyah dari hadapannya. Ditambah lagi penyanyi di kafe ini menyanyikan lagu 'Pupus' milik Dewa. Tambah nyesek dua kali lipat.
Setelah berdiam diri cukup lama merenungi nasib sambil menunggu hujan reda di Dream Cafe, Nana akhirnya memutuskan untuk enyah dari tempat itu. Sebelum melajukan motor matic kesayangannya, Nana menyempatkan diri mengirim chat ke Bunda untuk memberitahukan bahwa dia akan menginap di kost Bujank Tampan hari ini. Alasannya sih mau revisian artikel untuk international conference bersama Renza, teman sejurusannya yang tinggal di kost Bujank tampan. Nana hanya tidak mau Bunda tahu bahwa dia sedang galau karena Bunda itu gampang banget khawatir jika terjadi sesuatu kepada Nana. Maklum saja Nana itu anak tunggal. Sekarang hanya Nana satu-satunya yang dimiliki Bunda setelah bercerai dengan Ayah.
Ada yang perlu digaris bawahi tentang Nana. Meski dia anak tunggal dan broken home, Nana itu sangat mandiri. Ketika masuk kedokteran dia memutuskan untuk mencari beasiswa agar tidak membebani Bunda dengan UKT kedokteran yang mahal. Nana juga bekerjasama dengan Heksa membuka fotokopian Bujank Tampan. Hasil dari fotokopian itu sangat bisa diandalkan untuk membeli bensin dan jajan sehari-hari. Nana juga masih bisa menabung dan sekarang dia sedang berinvestasi melalui trading. Nana itu anak tunggal dan broken home yang visioner dan ambis. Dibalik sifat Nana yang kadang random, sebenarnya dia sama ambisnya dengan Renza saat kuliah di FK.
"Baru kusadari cintaku bertepuk sebelah tangan. Kau buat remuk sluruh hatiku..." Suara merdu Heksa yang diiringi petikan gitarnya menyambut kedatangan Nana di kost Bujank Tampan. Jujur saja Nana baper, tapi dia masih bisa bersabar untuk tidak menendang Heksa ke laut merah.
"Ditolak, Na?" tanya Jeano yang ternyata juga di situ. Saat ini Heksa, Renza, Syailendra dan Jeano sedang kumpul di ruang tengah. Mereka memang tahu bahwa Nana pergi menemui Shaila untuk menembaknya.
"Je, nggak usah ditanya kayaknya kita-kita udah tahu jawabannya dari sorot mata dan komuknya," sahut Syailendra. Sementara Nana hanya diam. Dia lantas merebahkan punggungnya di sofa panjang ruang tengah. Gara-gara akhir-akhir ini kebanyakan duduk, nyeri di punggungnya sering kambuh akibat cedera yang dialaminya sewaktu SMP.
Bunyi sisa-sisa rintik hujan menemani kesenduan Nana di kost Bujank Tampan malam ini. Sepulang dari kafe tempat janjiannya dengan Shaila, hatinya remuk seperti hotweels terbaru Javier yang baru saja diinjak oleh Heksa. Tentu saja Heksa kena damprat oleh Javier si penggila hotweels itu. Untung Ale bersedia menyumbangkan uang jajannya pada Heksa untuk mengganti hotweels milik Javier yang remuk.
Sementara itu ada Syailendra yang sibuk mengunyah lorjuk pemberian ceweknya yang baru saja pulang dari Madura. Syailendra beberapa kali menawarkan lorjuk itu pada Nana. Namun, Nana menolak karena tidak punya nafsu makan usai ditolak cewek secantik dan secerdas Shaila.
"Ndra, awas kalau remahan lorjuknya ngotorin karpet! Ini karpetnya baru gue cuci 3 hari yang lalu. Kalau sampe kotor lagi gue santet lo," ancam Renza membuat Syailendra minggir dari karpet ruang tengah daripada kena santet. Cowok yang masih memakai katelpak teknik sipil itu pindah ke sofa kecil kosong di sebelah sofa panjang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Young Couple
RomanceWarning : 18+ KALAU BACA CERITA INI, WAJIB FOLLOW! ☺️ Bagi Wintaria Maryam Putri menikah di usia muda tidak pernah terbayangkan sebelumnya, apalagi dia masih kuliah. Namun, sebuah kejadian membuatnya harus menikah dengan Nathan Nareshwara. Satu hal...