43. Dilema LDR

1.1K 179 63
                                    


Haloooo!!!!

Sesuai request para pembaca yang udah aku anggep bestie sendiri, aku update malem ini.

Jangan lupa vote dan comment.

Jangan lupa follow akun wattpadku. Jangan ragu buat follow yes.

Happy reading 💝


Kasih ❤️ buat couple kesayangan kita kuy.

Winta itu memang cewek manja, tapi semenjak menikah dengan Nana, dia belajar menjadi lebih mandiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Winta itu memang cewek manja, tapi semenjak menikah dengan Nana, dia belajar menjadi lebih mandiri. Buktinya kemarin saat tumbang, Winta berusaha bangkit sendiri tanpa merepotkan Nana. Dia tidak ingin terus bergantung pada Nana, terlebih suaminya itu masih menjalankan tugas demi visi kemanusiaan. Meski perutnya masih sering nyeri, tapi Winta selalu meyakinkan dirinya sendiri bahwa dia baik-baik saja.

Pagi ini Winta sarapan dengan perasaan yang tidak tenang. Bukan karena semalam dia tidak bisa tidur gara-gara diajak main UNO sama Jeano dan Karina sampai tengah malam, melainkan karena sudah 3 hari ini dia sarapan sendirian. Biasanya ada Nana yang duduk bersamanya menikmati sarapan pagi sederhana bikinan Nana. Winta benar-benar merindukan suaminya itu.

"Baru aja pisah 3 hari tapi kok rasanya kangen banget. Gini kali ya kalau bucinnya keterlaluan," monolog Winta usai mengunyah roti tawar isi selai cokelat dan menghabiskan segelas air putih.

Sarapannya selama dua hari ini lebih sederhana dibanding bersama Nana. Winta tidak mau ribet masak saja karena masih nggak enak badan. Capek sedikit saja Winta bisa tumbang seperti tempo hari. Jadilah roti selai menjadi sarapan andalan.

"Arghh...," erang Winta ketika merasakan perutnya nyeri lagi.

Winta heran sendiri, perutnya senyeri ini tapi tamu bulanannya belum datang juga. Winta tetap mencoba positive thingking, dia tidak ambil pusing karena ini hanya telat tiga hari. Sebelumnya Winta pernah telat menstruasi hampir seminggu.

Winta menarik napas lega setelah nyeri di perutnya menghilang. Mendadak Winta kepikiran maagnya kambuh. Tanpa pikir panjang diambilnya obat maag dari dalam kotak P3K yang sudah disiapkan Nana sebelum keberangkatannya ke Batu. Perlahan Winta mengunyah obat itu hingga tertelan habis. Semoga nanti saat jam kuliah dia baik-baik saja.

Drttt....

HP di meja bar bergetar, menunjukkan ID caller Jeano yang terpampang jelas di layar. Kakaknya itu memang sudah berjanji pada Nana untuk mengantar-jemput Winta ke kampus. Untungnya Jeano selama skripsi lebih fleksibel waktunya. Dia ke lokasi penelitian juga tidak setiap hari.

"Pagi, Bang Je." Winta yang menyapa duluan sambil membuka pintu gerbang.

"Pagi, adek manja," balas Jeano. Pemuda teknik elektro itu membuang puntung rokok yang sebenarnya masih setengah. Jeano hanya takut dengan ancaman Nana untuk tidak nyebat di dekat Winta.

Young CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang