19. Pernyataan Cinta

2K 280 48
                                    

Jangan lupa bantu cek typo. Jangan lupa vote dan komen. Follow juga akun wattpadku bagi yang belum follow.


Ada yang nunggu momen uwuu Winta-Nana nggak?


Semoga keinginan kalian terkabul pas baca chapter ini.


Happy reading!


***








Renza dan Heksa masuk ke kamar Nana secepat kilat setelah sampai di rumah Nana. Winta sedikit lega melihat kedua temannya Nana itu datang membantu. Winta kira hanya Renza yang datang, ternyata ada Heksa juga.

"Na, lo bisa bangun sendiri nggak?" tanya Renza Renza yang kini berjongkok di sebelah ranjang Nana.

Nana menggeleng lemah. "Susah, Ren. Punggung gue sakit banget, Ren."

"Dari tadi dia ngeluh punggungnya sakit, Kak. Mas Nana kenapa, Kak?" Dia nggak apa-apa kan, Kak?" tanya Winta panik. Matanya sudah berkaca-kaca.

"Gue bantu bangun, ya," kata Renza. "Sa, bantuin juga!"

"Oke, Dok."

Berkat bantuan Renza dan Heksa yang membantu Nana bangkit perlahan dari kasur, Nana bisa mengubah posisi tubuhnya meski harus menahan nyeri di punggungnya. Nana sempat meringis dan mengerang beberapa kali untuk menahan sakit. Namun, Nana akhirnya bisa berdiri dipapah kedua sahabatnya itu.

"Win, gue bawa dulu si Nana ke rumah sakit, ya. Lo nggak usah khawatir. Ada gue sama Renza yang ngurus dia."

"Gue ikut, Kak."

"Win... kamu ada kuliah, kan? Kamu ngampus aja," kata Nana lirih.

"Tapi Mas...."

Nana memotong kalimat Winta. "Win, kamu nyari sarapan sendiri nggak apa-apa, kan? Kalau uang kamu habis, ambil aja uang aku binder catetan. Bindernya ada di laci meja belajar. Ada tiga ratus ribu. Ambil aja semua buat makan sama ongkos go-car ke kampus."

"Mas Nana... janji bakal baik-baik aja, kan?" tanya Winta. Satu tetes air matanya mengalir melewati pipinya.

Nana membuang napas berat. "Janji, Win. Aku bakal baik-baik aja. Aku bakal cepetan balik ke sini. Kamu jangan cemasin aku. Kamu harus masuk kuliah. Jangan bolos! Aku pengen lihat kamu menang lomba sidang itu. Aku pengen lihat kamu jadi lawyer. Jangan bolos, ya."

"Win, kita berangkat sekarang, ya. Ale udah nungguin di depan. Tadi kita ke sini pakai mobilnya Ale. Dia juga yang nyetirin. Nana biar cepetan dikasih penanganan juga," ujar Renza sambil memapah Nana.

"Iya, Kak."

"Win, nanti pulang kuliah lo dijemput Jeano. Gue udah bilang ke Jeano di WA," pesan Heksa yang dibalas anggukan oleh Winta.

Winta memandang tubuh Nana yang masuk di mobil Ale. Mobil itu melaju membawa Nana tanpa dirinya. Cairan bening itu kembali jebol dari pelupuk mata Winta. Rasa khawatir masih belum bisa hilang sepenuhnya dari diri Winta.

***

"Arghh!!!" suara erangan pelan itu terdengar saat Dokter Arnand menginjeksikan obat di intralesi atau daerah yang sakit. Setelah melihat hasil MRI tulang belakangnya, Nana akhirnya mau diinjeksi oleh dokter orthopedi. Untung cederanya belum terlalu parah, sehingga bisa diatasi tanpa operasi.

Young CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang