Krist yang awalnya harus diinfus karena diagnose dokter yang mengatakan Krist kecapeaan, kini kondisinya sudah membaik karena sebelum istirahat kembali tadi pagi dia sudah minum obat dan memakan bubur yang dipesankan oleh mae-nya.
Dia terbangun dan melihat sekitarnya ada mae dan phinya yang sedang main dengan Valerie. Tanpa sadar dia tersenyum tipis melihat itu, badannya yang memang sudah agak enakan itu merubah posisinya yang awalnya tiduran menjadi duduk. Menyandarakan badannya ke headboard.
Nan yang melihat anaknya terbangun itupun langsung bangkit dari sofa dan mendekat kea rah Krist. “Kamu udah baikan sayang?” tanya Nan sambil meletakkan punggung tangannya di kening Krist untuk memeriksa apakah badannya masih panas ataukah belum, untungnya demamnya sudah turun membuat Nan lega.
“Aku nggak apa-apa kok, Mae. Maaf pasti membuat kalian khawatir ya,” sesal Krist.
“Kalau udah kerasa sakit, langsung bilang sama kami. Jangan seperti ini, tadi kalau phimu nggak datang. Pasti nggak ada yang tahu kalau kamu sakit.”
“Iya, Mae. Maaf.”
“Yaudah, sekarang makan siang dulu ya. Terus habis itu kamu mandi air hangat, agar badannya agak segar.”
Krist hanya mengangguk karena memang badannya sudah lengket dengan keringat. Demamnya sudah turun dengan cepat karena tadi Namtan meminta obat yang dosisnya agak tinggi karena sore ini nongnya akan menikah.
Nan dengan telaten menyuapi putra bungsu kesayangan keluarga Sangpotirat, sedangkan yang disuapi justru asik main dengan keponakan kecilnya yang berumur belum genap satu tahun. Namtan meninggalkan Valeria bersama Krist dan mae-nya karena dia ingin mandi sebentar. Nan yang melihat kedekatan cucu dan anak bungsunya itu hanya bisa tersenyum.
“Mae, Valerie tinggal disini aja bisa nggak sih. Phi Nam dan Phi Jordan biar pulang berdua aja,” pinta Krist yang gemas dengan si gembul yang ada di pangkuannya.
“Mana bisa kayak gitu, Krist. Valerie kan masih minum asi, kalau pisah sama Phi-mu terus dia minum apa dong.”
“Yah, iya juga sih. Isshh gemes banget,” ucap Krist sambil menciumi pipi gembul Valerie.
“ta .. taa. Kitt… he heee...,” Valerie yang diusili Krist justru tertawa cekikikan.
“Mending kamu mandi aja deh, ini Valerie biar sama Mae.” Nan meletakkan piring yang sudah habis itu ke meja dan mengambil alih Valerie dari pangkuan putranya.
“Yah, Mae. Krist masih pengen main sama Valerie,” rajuk Krist yang tak ingin berpisah dengan keponakan lucunya.
“Nanti lagi, Krist. Ini acara pernikahannya tinggal tiga jam lagi loh, dan kamu belum siap apapun sekarang.”
Seketika Krist teringat kembali akan apa yang akan dirinya alami hari ini, padahal saat bangun tadi dia sudah melupakannya. Berharap kalau orang tuanya melihat dirinya sakit, itu akan membuat mereka berubah pikiran. Nyatanya mereka masih teguh dalam pendiriannya, bahkan Krist tak melihat Pho-nya saat dirinya sudah bangun dari istirahatnya.
“Cepet, Krist. Habis ini ada penata rias yang masuk ke sini, buat membantumu berias sedikit.”
Mengambil nafas dalam-dalam dan menghempaskannya dengan kasar, Krist menganggukkan kepalanya. “Iya, Mae.”
Krist bangkit dari duduknya dan masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan badannya. Infusnya sudah dilepas oleh suster yang berjaga tadi waktu Krist bangun dari istirahatnya, jadi tidak menyusahkannya ketika akan mandi seperti sekarang.
Berendam dengan air hangat dengan campuran sabun aroma therapy membuat badan Krist sedikit rileks. Nyatanya siap atau tidak siap, sebentar lagi dirinya akan menikah dengan Singto. Menolakpun sudah tidak bisa sekarang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Connection Of Love
Fanfic(Completed) Bertemu dalam makan malam antara orang tua mereka, membuat Krist hanya tersenyum canggung. Sedangkan Singto yang hanya diam dan mendengarkan cerita orang tua mereka yang sedang mengobrol Namun sebuah kata yang muncul dari mulut orang tu...