Siang ini tiba-tiba Krist ingin ke kafe biasanya yang sering dia kunjungi bersama dengan Bass. Karena ingin mencoba red velvet dan tiramisu-nya. Tadi mereka berdua sudah memesan, namun kini Krist seorang diri di tempat duduknya karena Bass ijin ke toilet. Krist merasa setres di rumah karena Singto terlalu banyak diam dengannya sejak kejadian kemarin malam. Makanya dia mengajak Bass kesini, siapa tahu bisa membuat mood-nya agak membaik.
Krist terlalu fokus dengan ponselnya hingga tak sadar ternyata ada seseorang yang tiba-tiba duduk di depannya. Merasakan ada yang melihatnya Krist langsung mendongak dan betapa terkejutnya dia melihat siapa orang yang berani duduk di depannya.
“Apa yang kau lakukan disini!?” tanya Krist panik sambil melihat ke sekeliling untuk melihat apakah Bass sudah selesai dari kamar mandi.
“Tenang Krist, aku cuma pengen ngomong sesuatu aja kok. Nggak bakal lama dan aku juga nggak bakal ngapa-ngapain kamu. Please!” mohon orang tersebut.
“Nggak mau! Tolong segera pergi dari sini Phi atau mau aku teriak aja biar kamu diusir!” Krist semakin panik.
“Tolong, ini ada hubungannya sama keselamatan kamu, please ya Krist. Nggak lama kok.” Orang tersebut masih memohon-mohon agar Krist mau berbicara dengannya. Namun Krist masih tetap dalam pendiriannya dan memilih tidak mau meladeni orang di depannya.
“Tolong pergi Phi!” teriak Krist hingga mejanya menjadi pusat perhatian beberapa pengunjung yang hadir di kafe tersebut.
Dan secara kebetulan juga Bass baru selesai, dan dia sangat kaget ketika melihat kepanikan Krist menghadapi orang yang datang tak diundang. Bass dengan secepat kilat menghampiri mejanya dan berkata, “Apa yang kau lakukan disini Phi?! Kau mau ganggu Krist lagi? Aku nggak bakal biarin itu.” Bass dengan seluruh tenaga yang dia punya langsung menarik orang tersebut menjauh dari Krist yang sedari tadi sudah takut.
“Bentar Bass … aku ingin bicara penting banget sama Krist!” orang tersebut berontak melepaskan tarikan tangan Bass di lengannya dan menghampiri Krist.
“Gamau … aku gamau bicara sama kau!”
Suasana benar-benar kacau hingga beberapa staff kafe menghampiri meja Krist dan langsung menegur orang yang membuat kekacauan dan diseret untuk keluar dari kafe karena mengganggu kenyamanan pengunjung yang lain.
Akhirnya dengan pasrah orang tersebut pergi dari sana, meninggalkan Krist yang bisa bernafas dengan lega sekarang. Bass langsung menghampiri Krist dan bertanya, “Lo nggak apa-apa Krist? Pulang aja yuk daripada Lo nggak nyaman disini,” ucap Bass yang khawatir dengan keadaan Krist sekarang.
Krist menggelengkan kepalanya dan meminum obat yang selalu dia bawa kemanapun dirinya pergi. Bass diam menunggu Krist yang sekarang menenangkan dirinya, meskipun kalau boleh jujur dia sangat khawatir keadaan temannya yang satu ini. Kondisi Krist memang sangat rawan saat mengandung, dia tahu karena Krist pada akhirnya menceritakan semuanya pada Bass.
“Yakin gapapa Lo?” tanya Bass.
“Gapapa, cuma agak kaget banget tadi. Untungnya Lo cepet keluar.”
“Lagian kenapa sih tuh orang berani banget munculin batang idungnya ke hadapan Lo, urat malunya udah putus kali ya. Lo kalau nggak nyaman sama dia atau suatu saat diganggu lagi sama tuh orang, mending laporin ke polisi aja deh. Biar tahu rasa aja sekalian, Gue juga lama-lama gedeg banget lihat mukanya.” Dengan begitu menggebu-gebu Bass menguatarkan isi hatinya. Padahal harusnya yang lebih emosi disini Krist karena merasa terancam dengan orang tadi.
“Gue males kalau harus urusan sama polisi tuh, Lo tahu sendiri betapa ribetnya kan?”
“Ya tapi kalau nggak kek gitu, tuh orang bisa aja semakin lama semakin menjadi-jadi tahu nggak? Gue khawatir Lo bakal kenapa-kenapa. Soalnya nggak menutup kemungkinan dia bakal nyamperin Lo lagi karena tadi Lo denger sendiri ada hal yang pengen dia bicarain sama Lo, Krist.”
![](https://img.wattpad.com/cover/296732783-288-k23070.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Connection Of Love
Fanfiction(Completed) Bertemu dalam makan malam antara orang tua mereka, membuat Krist hanya tersenyum canggung. Sedangkan Singto yang hanya diam dan mendengarkan cerita orang tua mereka yang sedang mengobrol Namun sebuah kata yang muncul dari mulut orang tu...