Krist menatap bergantian pasangan paruh baya didepannya karena tak ada yang menjawab pertanyaan ang sedari tadi ada di dalam benaknya. Dia tak menanyakan hal itu lagi, mungkin dirinya ditinggalkan oleh suaminya karena dirinya hamil. Itulah yang ada di dalam benaknya karena sangat aneh didengar kalau laki-laki seperti dirinya bisa mengandung layaknya wanita.
Tanpa sadar dia mengelus perutnya, apakah dirinya harus menerima anak ini atau menggugurkannya.
“Nanti dia bakal ke sini, Krist. Sekarang suamimu sedang meeting,” celetuk Pho Jack yang terdengar dalam telinga Krist.
Krist yang awalnya melamun langsung mengubah atensinya dan hanya menganggukkan kepalanya. “Boleh tinggalkan aku sendirian, aku ingin sendiri sekarang,” pinta Krist dengan sopan.
“Tapi, Sayang…,” “Baiklah, kami akan menunggu di luar kalau begitu.” Jack menyela ucapan istrinya. Nan tak setuju dengan permintaan anaknya dan suaminya. Dia tak ingin meninggalkan Krist seorang diri di keadannya yang baru saja siuman ini.
“Jangan, kalian akan kelelahan kalau menunggu di luar. Kalian pulang saja, aku tak apa sendirian di sini. Lagipula ada banyak perawat dan dokter yang bersiaga di rumah sakit.” Bagaimanapun juga Krist tak ingin pasangan paruh baya yang mengaku menjadi orang tuanya itu kelelahan menjaga dirinya. tidur dengan duduk di sofa yang ada di kamar inapnya akan membuat badan sakit.
Jack menghela nafas mendengar ucapan putra kesayangannya. Nan sudah menggelengkan kepalanya sembari melihat suaminya agar tak menuruti kemauan Krist.
“Baiklah, kalau begitu kami pulang. Kamu baik-baik disini, besok kami akan kesini lagi.”
“Phoo….,,” protes Nan dengan nada tinggi.
“Terima kasih.” Krist tersenyum tipis karena permintaannya dituruti.
Jack menarik istrinya yang meronta tidak ingin pergi meninggalkan Krist. Tapi, mau bagaimana lagi anaknya mungkin memang butuh waktu buat sendiri sekarang.
“Kamu kenapa sih kok mau aja nurutin permintaan Krist, kamu tahu dia baru sadar beberapa jam yang lalu dan sekarang malah kita ninggalin dia. Nanti kalau terjadi apa-apa sama anak dan cucu kita bagaimana?” teriak Nan melampiaskan seluruh emosinya ketika mereka sudah di mobil.
“Lalu kamu pikir aku mau gitu kayak gini, aku juga nggak tega buat ninggalin Krist. Tapi, kalau kita disana itu justru akan membuat Krist semakin tidak nyaman. Apalagi sekarang dia sedang hilang ingatan, Sayang..,” Jack juga membalas perkataan istrinya dengan nada tinggi.
“Aku harus bagaimana, Nan. Aku juga tak kuat melihat Krist menderita seperti ini,” dengan suara lirih kini Jack kembali berbicara.
Nan kembali melihat suaminya menangis setelah sekian lama. Tanpa pikir panjang dia langsung memeluknya, dan saling menguatkan satu sama lain.
Sedangkan Krist di kamar merenung menatap langit-langit kamar inapnya dengan lelehan air mata yang sudah turun sedari tadi setelah kepergian orang tuanya. Berbagai hal kini berkecamuk dalam benaknya, dia tadi sudah dikasih tahu juga oleh dokter kalau untuk sementara dirinya tak bisa berjalan karena mengalami kelumpuhan sementara akibat kecelakaan yang terjadi.
sementara dirinya tak bisa berjalan karena mengalami kelumpuhan sementara akibat kecelakaan yang terjadi.
“Kelumpuhan, mengandung, lupa ingatan, dan praklemsia…, apakah ada rasa sakit lain yang harus aku derita,” lirih Krist dengan menangis tersedu-sedu.
Setelah kepergian orang tuanya tiba-tiba ada dokter kandungan yang masuk dalam ruangannya dan mengaku kalau dirinya adalah dokter kandungan yang menangani Krist dan memberitahu soal penyakitnya. Dokter tersebut juga mengetahui kalau Krist sedang hilang ingatan, makanya dia menceritakan ulang tentang segala hal yang diketahui oleh dokter tersebut.
![](https://img.wattpad.com/cover/296732783-288-k23070.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Connection Of Love
Fanfiction(Completed) Bertemu dalam makan malam antara orang tua mereka, membuat Krist hanya tersenyum canggung. Sedangkan Singto yang hanya diam dan mendengarkan cerita orang tua mereka yang sedang mengobrol Namun sebuah kata yang muncul dari mulut orang tu...