Setelah selesai sarapan bersama dengan situasi yang saling bungkam. Singto berangkat menuju kantor dan alangkah terkejutnya ketika di keluar dari apartement, melihat seorang yang harusnya tak ada di sini.
“Apa yang kau lakukan disini? Dan darimana kau tahu tempat tinggalku yang baru?”
“Aku mengetahuinya dari Godt, makanya aku ke sini sekarang,” jawab wanita tak diundang dengan wajah yang tersenyum lebar.
“Isabel! Sampai kapan harus aku bilang padamu, kalau kita nggak mungkin bisa bersama lagi. Semuanya sudah selesai saat kamu pergi dulu, dan nggak bakal ada kesempatan kedua.” Singto menekankan setiap kata yang keluar dari mulutnya.
Namun, sayangnya Isabel yang keras kepala justru tersenyum. “Iya, aku nggak akan nuntut kamu buat bersama denganku seperti dulu. Godt sudah memberitahuku kalau kau sudah menikah, aku hanya ingin mengucapkan selamat padamu. Dan ingin kita berteman, aku berharap kau tak menolak ajakan pertemananku ini,” ucap Isabel sambil mengulurkan tangannya pada Singto.
Singto menatap tangan Isabel dan wajahnya secara bergantian, menelisik apakah yang dikatakan oleh Isabel sebuah kebenaran atau hanya ingin bermain dengannya lagi. Tapi, melihat wajah itu yang tersenyum manis padanya. Akhirnya Singto menerima uluran tangan itu. “Oke, kita berteman sekarang.”
“Yey, tapi mana istrimu. Aku ingin bertemu dengannya dong,” ucap Isabel melihat pintu belakang Singto yang sudah tertutup.
“Lain kali saja, dia sedang tak enak badan. Ayo turun ke bawah bersama, kebetulan aku akan berangkat ke kantor,” ucap Singto menarik tangan Isabel dari depan apartement-nya.
“Yah, padahal aku penasaran dengan pasanganmu yang bisa melelehkan kutub utara sepertimu.”
Singto hanya diam dan menatap Isabel, dirinya belum seratus persen percaya dengan apa yang dikatakan oleh Isabel tadi karena dirinya tahu kalau wanita disampingnya ini tipe orang yang akan melakukan segala cara untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. Dan karena itulah Singto tak memperbolehkannya untuk bertemu dengan Krist karena dia khawatir dengan Krist.
“Kau mau bareng denganku?” tanya Singto ketika mereka akan sampai di basement.
Isabel menggelengkan kepalanya. “Tak usah, aku bawa mobil sendiri kok. Lagipula aku ingin mampir ke suatu tempat.”
Singto menganggukkan kepalanya. “Baiklah, aku duluan kalau begitu dan hati-hati di jalan.”
“Iya, kamu juga hati-hati Phi.”
Isabel menatap kepergian Singto dengan senyuman tipis diwajahnya, namun seketika berubah ketika mobil Singto sudah tak terlihat lagi dalam pandangannya. Dia mengeluarkan ponselnya dan menelfon seseorang.
“Halo, aku ada pekerjaan untukmu. Lakukan background chek pada orang yang menjadi pasangan Singto Prachaya Ruangroj dan setelah mendapatkannya ikuti dia kemenapun perginya.” Tanpa menunggu respon seseorang disebrang telefon Isabel langsung memutuskan sambungan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Connection Of Love
Fanfiction(Completed) Bertemu dalam makan malam antara orang tua mereka, membuat Krist hanya tersenyum canggung. Sedangkan Singto yang hanya diam dan mendengarkan cerita orang tua mereka yang sedang mengobrol Namun sebuah kata yang muncul dari mulut orang tu...