Dengan wajah puasnya setelah menyelesaikan pekerjaannya melipat baju, Rini duduk dengan santai di sofa ruang tamu. Kakinya memanjang di sofa itu. Sejak mulai tinggal bersama Adam, kegiatannya kala sore hari adalah mengangkat jemuran dan melipatnya, lalu memasukkannya ke dalam lemari. Di hari-hari ia kerja di toko kue, ia akan melakukannya tepat setelah sampai rumah. Tapi, saat tidak bekerja, ia bisa melakukannya lebih awal.
Hari ini manajer toko kuenya dengan berbaik hati memberikan satu kotak kue bronis cokelat gratis padanya. Sebelumnya Rini selalu membelinya setiap pulang, tapi setelah tahu alasannya selalu membawa kue itu, sang manajer memberikannya cuma-cuma. Adam selalu memakan habis kue itu dalam hitungan jam setiap Rini membawakannya.
Ia cukup khawatir dengan cuaca mendung saat selesai bekerja. Karena itu, ia pulang dengan menaiki taksi agar bisa sampai rumah sebelum hujan dan bisa menyelamatkan jemurannya sebelum kembali basah. Benar saja, saat Rini melipati pakaian-pakaian itu, hujan mulai turun dan belum berhenti hingga sekarang ia bersantai di ruang tamu.
Rini mematikan televisi setelah bosan melihat acara sore hari. Ia berjalan ke halaman belakang melihat hujan yang deras mengguyur halamannya. Tenda yang berdiri malam itu masih di sana.
Sudah lebih dari dua minggu, Adam belum membongkarnya. Mungkin juga pria itu tidak ingat, karena ia jarang sekali ke halaman belakang. Bagi Rini, melihat tenda itu saja bisa memanggil kembali ingatannya akan malam itu, apalagi sekarang hujan deras sedang mengguyur dengan kuat. Tenda itu tampak sangat kokoh di tengah hujan.
Malam itu ia sempat berdebat dengan Adam. Rini bersikukuh untuk terus bekerja di toko kue itu. Tentu saja Adam menentangnya dengan keras. Rini berkilah, ia ingin punya penghasilan sendiri meski sedikit dari kerja paruh waktunya itu. Sebenarnya tidak ada paksaan dari manajer toko kue itu untuknya terus bekerja. Bahkan Selasa minggu lalu, manajer toko kue sempat memintanya untuk berhenti saja mengingat kehamilannya yang sudah semakin membesar. Rini tetap tidak mau, apalagi kondisi toko kue sekarang sedang kekurangan pegawai.
Sebenarnya, kerja paruh waktunya di toko kue ini lah yang menjadi akar permasalahan dinginnya sikap Adam yang Rini rasakan belakangan ini. Setiap sarapan bersama, Adam selalu menanyakan kapan Rini akan berhenti bekerja, yang selalu Rini abaikan. Mungkin hanya sarapan pagi ini saja ia tak menanyakannya. Apa mungkin Adam bersikap semakin dingin?
Ketika liburan di vila dua hari lalu, sebenarnya huhungan mereka sudah lebih intim, termasuk saat keduanya nyaris melakukan seks lagi. Tapi saat Rini merasakan ada guncangan dari dalam perutnya, Adam menghentikan permainannya. Sejak malam itu dan kemarin malam, Adam tidak memeluknya lagi saat tidur. Ia bahkan tidak merasakan kecupan di ujung kepalanya.
Rini mencoba bersikap manis pagi tadi saat melepas Adam bekerja di depan rumah. Dampaknya, Adam memberinya ciuman sebelum berangkat. Ia senang sekali karena itu pertama kalinya mereka berciuman di pagi hari. Ia berharap semoga dengan ciuman itu, Adam bisa bekerja lebih semangat sepanjang hari. Adam mengucapkan, "Semoga harimu menyenangkan," tepat setelah melepas ciumannya. Hari ini, ia tidak mempermasalahkan kerja paruh waktu Rini lagi seperti sebelumnya. Atau mungkin dia lupa.
Terdengar suara bel rumah berbunyi. "Mengapa Adam harus menekan bel? Apa ia lupa membawa kuncinya?" tanya Rini dalam hati. Ia segera bergegas membukakan pintu.
Dirinya terguncang begitu melihat sosok pria tua dengan jas kantoran mewah di depan pintu. Ia baru saja menyampirkan payungnya. Sepertinya hari ini ia datang sendiri tanpa istrinya yang bermulut tajam itu. Belum diperkenankan masuk, pria itu masuk begitu saja dan duduk di ruang tamu.
Rini yang kebingungan karena kedatangan pria itu saat Adam tak ada bergegas ke dapur. Selain kue bronis keju, tidak ada apa-apa di dapur untuk disajikan. Ia memotong sebagian kue dan menyajikannya di piring, lalu ia membawanya bersama secangkir teh hangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita
General FictionCerita tentang aku dan dia yang menjadi kita. Berusaha membuang semua keraguan di antara kita. Rini, seorang mahasiswi yang baru menyelesaikan kuliahnya dan sedang membangun masa depannya. Tanpa sengaja bertemu seorang pria di bar dan terlelap di se...