11

470 61 1
                                    

"Seriusan, lo pernah kegep pas lagi coli?"

"Sumpah deh, mas!"

"Terus-terus...?"

"Malu sih. Mana pas lagi muncrat."

"Gila sih! Untung aja, gue gak pernah kegep sekalipun."

"Lucky banget, mas."

Aku cuma bisa dengerin obrolan gak penting dua manusia itu, dari bangku belakang sambil makanin jeruk mandarin pemberian Arfan.

Dari pas makan malam, sampai sepanjang perjalanan pulang, ada aja yang diomongin.

Mulai dari mesin motor, bola, hobi, rokok, cewek, coli, coki-coki. Gak tahu lagi deh, kayaknya tuh Mas Rio sama si Jason klop banget.

"Udah pernah ngewe lo sama cewek?"

"Belom, mas."

"Tapi lo masih doyan memek kan?"

"Haha, kayaknya sih doyan."

"Sorry nih ya, gue gak maskud nyinggung. Tapi --- lo beneran deh harus nyobain."

"Mmm..."

"Anggeettt banget rasanya...! Apalagi pas dijepit... bangsatlah...!!"

"Mas Rio!" aku lempar satu jeruk utuh ke kepalanya. "Gak bisa apa ngomongin yang lain?!"

"Ehh, ada anak kecil nyempil ya di belakang? Sorry, gak tahu..."

"Daritadi ngomonginnya mumak memek mumak memek! Aku bilangin sama ibu ya!"

"Jangan dong, pleasee..."

"Aku bilangin juga, kalo ternyata Mas Rio udah pernah berhubungan intim sama perempuan!"

"Enggak, dek! Sumpah!"

"Ya terus, tadi apaan...?!"

"Itu kan cuma bercanda, hheehee..."

"Jadi, lo belom pernah mas?"

"Belom sih, hhehee.."

"Mas Rio itu homo!"

"Enggak sih, dek!!"

"Kalo enggak homo, terus ngapain suka peluk-peluk aku pas tidur...?! Tadi pagi juga, minta dicoliin segala, huh...!?"

"Dihh, itu kan kamu sendiri yang nawarin."

"Lagian, siapa suruh bangunnya siang?!"

"Jangan marah lagi ya, dek."

"Pokoknya aku gak mau denger obrolan mesum lagi! Sekali lagi aku denger, aku pindah kerja aja ke kafenya Arfan..!"

"Nanti mas ikut juga. Hhehee.."

Habis aku marah-marah, suasana jadi sepi. Mas Rio asyik main hape. Sementara Jason, serius nyetir.

"Kebelet lagi nih!" Suara Mas Rio memecah kesunyian. "Mampir dulu, bro!"

Jason cuma ngangguk. Dia belokkin mobilnya memasuki area SPBU. Mas Rio bergegas turun, dan langsung berlari menuju toilet umum.

"Kenal dimana?"

"Hah? Apa, Jason?"

"Lo sama dia kenal dimana?"

"Arfan, Jason. Dia kan punya nama."

"Ribet banget, tinggal jawab doang."

"Dia sepupunya Nisa."

"Cewek yang mulutnya kayak knalpot bajaj itu?"

"Hmmm, iya."

"Segampang itu ya, lo akrab sama orang asing."

"Arfan emang orang asing. Tapi dia baik dan ramah."

-VANO-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang