"Jason...!"
Dia noleh dengan muka ditekuk. Matanya tajam menyorot. Bulu ketiaknya ada yang nongol malu-malu. Perutnya sixpack, meski gak setegas perutnya Koko Oliver.
"Darimana aja lo seharian..?"
"Gak dari mana-mana. Hhehe.."
Dia mematikan rokoknya yang tinggal secuil. Kembali bersedekap, dan memejamkan mata.
"Selamat ulang tahun, Jason."
Kedua matanya membuka kembali. Dia menatapku tak percaya.
"Happy birthday --- Jason..."
Wajahnya memerah. Dia salah tingkah. Mungkin, dia gak nyangka kalo aku, appa, dan papanya, merencanakan ini semua untuknya.
"Selamat ulang tahun, anak appa." Om Tian memeluk Jason erat. Mencium dahi, kemudian pipinya.
"Jangan nyariin Mas Rio ya. Soalnya dia lagi nginep di kosannya Mas Agus."
"Rio...?" Om Baskara menatap curiga pada Jason.
"Siapa juga yang nyariin dia?"
"Memang ada apa antara Rio dan Jason, Vano?" tanya Om Tian.
"Mereka kan pacaran, om."
"ENGGAK!" Jason berdiri dengan wajah super tegang. "Enggak, pa! Aku gak pacaran kok!"
"Tiup lilinya dulu." Ucap Om Baskara.
"Tck. Aku kan bukan anak kecil lagi!"
Huftt...!
"Anak appa sama papa, makin dewasa." ucap Om Tian dengan mata berkaca-kaca.
"Appa, papa rasa Jason udah boleh menentukan jalan hidupnya sendiri."
"Emang, Jason udah punya calon untuk appa sama papa?"
"Jason, aku gak bisa beliin kamu hadiah yang mahal."
Jason kayak ragu menerima hadiah dariku.
"Apaan sih? Kok kayak gerak-gerak.."
Miiiaauuww...
Mata Jason terbelalak. Dia pasti suka dengan hadiahku.
"Matanya item. Lucu kan, kayak panda?"
"Kucing?"
"Iya. Kan, wajah kamu juga lucu. Kayak anak kucing."
"Wajahku --- kayak --- anak kucing...?"
"Kamu rawat, anak kucing pemberian dari Vano." ujar Om Baskara.
"Vano gak usah repot-repot segala, seharusnya." sambung Om Tian.
"Aku ngebeliin anak kucing, supaya Jason gak pemarah lagi."
"Gak ada hubungannya."
"Emang gak ada. Hhehee.."
"Ini hadiah dari appa dan papa."
"Kayaknya, Jason lebih tertarik dengan anak kucing itu, ketimbang mobil baru yang udah kita belikan di depan."
"Jason, kamu masih mau berenang?"
"Enggak."
"Pake aja dulu bajunya. Masuk angin nanti."
Jason benar-benar aneh. Tadi dia kayak jijik gitu sama anak kucing itu. Tapi sekarang, dia malah nyiumin gemes sambil terus digendong-gendong.
"Aku kasih nama --- Java..!"
"Mimi aja, Jason. Dia kan, cowok tapi cantik dan lucu kayak cewek."
Jason geleng. "Java lebih bagus."
KAMU SEDANG MEMBACA
-VANO-
Teen FictionHai, namaku Alvino. Dan ini adalah kisahku... :) FYI : Cerita ini bersifat fiktif. Semua nama tokoh, tempat, waktu, kejadian, serta organisasi merupakan imajinasi penulis.