43

293 37 0
                                    

"Azka? Kamu Azka cucunya, Kakek Sentot...?"

"Iya. Kamu ---"

"Aku Adin."

Adin --- aku gak nyangka, bisa ketemu cowok ganteng di masjid. Meskipun dia gak tinggi-tinggi amat. Tapi --- kedua lengannya itu terlihat cukup kekar juga.

"Adin, apa kabar?" Bang Rendra keluar dari dalam masjid dengan beberapa pemuda lain. Aku kira, kayaknya mereka itu seumuran.

"Baik, mas. Kata bapak, Mas Rendra sama Azka dateng kemaren ya?"

"Iya."

Ahh, cowok bernama Adin aja manggilnya Mas Rendra. Kenapa aku harus belibet manggilnya Bang Rendra...?

"Si Azka balik dari kota jadi putihan.."

"Mana bibirnya merah gitu, kayak cewek aja.."

Aku masih memilah-milah mana diantara pemuda-pemuda desa itu yang menurutku lumayan. Tapi...

"Azka, nanti kamu mau mancing?"

"Mancing? Boleh juga..!"

"Oke deh. Nanti aku samper jam delapanan."

Aku ngangguk. Si Adin, kira-kira dia pake celana lagi gak ya, di balik sarungnya itu...?

Aku sama Mas Rendra pulang duluan. Soalnya kakek masih ngobrol dengan tetangga yang lain.

"Mas, aku gak tahan dinginnya. Beli jaket lagi deh.."

"Mas sih gak masalah. Toh itu juga uang kamu. Cuma, kalau kakek dan nenek lihat gimana?"

"Ya, kita pura-puranya aja mau beli pulsa."

Mas Rendra memegang kepalaku. "Alvino." ucapnya sambil menghela pelan.

"Ehh mas-mas, emang gimana caranya mas tahu kalo aku bukan Azka?"

"Sikap dan gaya bicara kamu itu."

"Emang beda ya?"

"Mas makin yakin, waktu kita mandi bareng."

"Ohh kalo itu sih aku juga tahu."

"Tahu...?"

"Karena aku gay --- sedangkan Azka bukan."

"Jangan sok tahu." Mas Rendra mencubit pipiku. "Mas itu tahu dari --- itu kamu."

"Hah?"

"Azka gak pernah mau disunat. Sedangkan kamu ---"

"Terus-terus, bentuknya sama gak mas?"

Mas Rendra mengangguk. "Sama-sama melengkung ke atas."

"Tapi kok punya Mas Rendra beda? Hheehee..."

"Karena item dan bau?"

"Punya Mas Rendra bulunya lebat banget. Tapi --- baunya harum. Hhehee.."

"Udah ah. Masih pagi. Jangan bicara yang enggak-enggak."

"Mas, temenin aku beli hape."

"Kapan?"

"Nanti aja."

"Kamu kan udah janjian sama Adin mau mancing."

"Ajak aja dia. Sekalian jalan-jalan."

"Tckckck.." Mas Rendra malah geleng.

"Kenapa, mas?"

"Mas kira, kita bisa ke hotel sebentar."

"Ke hotel mau ngapaian, mas?"

-VANO-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang