25

404 47 1
                                    

"Vano...!!"

Aku kaget dan gak percaya, kalo ternyata Om Baskara sama Om Tian itu, ngajak makan malamnya sekalian bareng sama Arfan dan kedua ibunya, termasuk Mas Reno juga ada.

"Sini Van, duduknya di sebelahku!" Arfan sebegitu semangatnya narik tanganku.

"Jason, kenalkan --- Tante Meysa -- Tante Natasya, Arfan, dan Reno."

"Aku udah kenal, pa."

Padahal Om Baskara itu ramah banget. Kok iya, sifat Jason bisa beda banget sih sama papanya..?

"Maaf kalau kemaleman. Ada sedikit masalah di rumah." ujar Om Tian.

"Itu karena aku." aku cepat-cepat memotong. "Tadi aku ke toko buku dulu, terus kelupaan."

"Seharusnya kita barengan ke toko bukunya, Van." ucap Arfan ramah.

"Sok kenal banget...!" Tukas Jason dari kursinya.

"Mas Rio, sudah lama jadi barista di Lunar?" tanya Mas Reno.

"Lumayanlah, mas. Kalo Mas Reno sendiri kesibukkannya apa?"

"Awas, nanti ada yang sewot." aku asal menyeletuk.

Jason langsung menatapku tajam. Mulutnya komat-kamit, entah lagi melapalkan mantra apa dia itu...?

Restoran yang aku datengin ini, tempatnya berbentuk kayak saung-saungan gitu. Dibilang restoran sederhana, tapi yang dateng pada bermobil semua.

"Jadi, maksudnya kita makan malam bersama itu ---"

"Aku mau ke toilet dulu!"

"Jason.." Om Baskara meminta Jason untuk tidak beranjak kemana-mana.

"Appa, papa, Tante Natasya dan juga Tante Meysa berencana ingin membuat sebuah kafe."

"Kafe, mi?" Arfan menoleh pada Tante Meysa. "Bukannya mami udah punya kafe galeri?"

"Jadi begini sayang..., nantinya kafe itu akan kami berikan sepenuhnya tanggung jawabnya kepada kalian."

"Maksudnya, aku, Vano, Mas Reno, Mas Rio, sama Jason yang mengelolanya?"

"Rio sudah lama kerja jadi barista. Vano juga begitu."

Aku mengangkat tangan kanan. Menyela pembicaraan Om Tian. "Nanti aku bisa jadi kepala bagian cuci piring."

"Daripada kalian kerja di tempat orang, lebih baik kalian bersama-sama membangun bisnis sendiri." Om Baskara malam ini terlihat sangat gagah dan rupawan.

"Ide yang bagus." Mas Reno mengangguk. "Bagaimana dengan kamu?"

"Yaa, kalo aku --- kerja dimana aja oke. Asalkan gajinya cocok di hati. Hhehee..."

"Mas Rio!" aku memelotot padanya.

"Aku kan bercanda, dek. Hheehe..."

Kalo misalnya nanti kafenya udah jadi dan berdiri, kira-kira Jason mau bakalan nempatin posisi apa ya?

"Ngapain lo ngeliatin gue?"

"Tukang parkir."

"Hah?"

"Iya. Kamu kayaknya cocok jadi tukang parkir. Soalnya kan, kamu itu sukanya marah-marah gak jelas."

"Aku...!? Jadi tukang parkir...?!"





Rupanya, Om Baskara sama Om Tian itu kenal baik dengan Tante Meysa dan Tante Natasya. Cuma kayaknya, aku malah mencium bau-bau permusuhan antara kedua anak mereka itu.

-VANO-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang