"Selamat pagi..." Aku menyapa Om Baskara, Om Tian, dan Jason tentunya.
"Pagi, Vano --- Rio." balas Om Baskara.
Semalam ngambek, tapi pagi ini dia sudah mau sarapan bersama dengan kedua papanya kembali. Malahan, wajahnya itu kelihatan berbinar-binar banget.
Aku udah tahu penyebabnya. Pasti dia itu lagi bahagia, karena semaleman puas dientot sama Mas Rio.
Aku tendang kaki Mas Rio. Sebab, daritadi dia gak bisa diem. Terus aja megangin celana di area selangkangannya.
"Nanti malam, kalian lembur?"
"Belom tau, om." jawab Mas Rio. "Tapi kalo weekday gini, biasanya sih enggak."
"Nanti malam, rencana om akan ajak kalian makan malam di luar." ucap Om Tian.
"Vano bisa kan?" Om Baskara senyum kepadaku.
"Anak ini emang sukanya kabur-kaburan!" Celetuk Mas Rio.
"Semoga aja bisa ya, om. Emangnya, ada acara apa ya om?" tanyaku.
"Hanya makan malam biasa." Ujar Om Baskara.
Jam 8.25, aku sama Mas Rio berangkat ke Lunar. Begitu juga dengan Om Baskara dan Om Tian, yang berangkat ke kantornya masing-masing.
"Emangnya masih berdiri ya, mas?"
"Tau nih..."
"Kok bisa lama banget?"
"Semalem, aku minumnya sampai 3 butir..!"
"Jangan gitu, mas! Kalo sampai overdosis, gimana?"
"Hheehee..."
"Lagian, kenapa sih mau ngentot aja pakai minum obat segala?"
"Pantatnya si Jason itu legit banget, Van! Aku kan gak mau cepet keluar!"
David aja bisa tahan sampai sejam, baru keluar. Itu sih, Mas Rionya aja yang mungkin lemah syahwat. Hiihhii...
"Pagi...!" Frans menyambutku dengan senyuman lebar. "Sendirian?"
"Sama Mas Rio."
"Ohh, kirain sendirian."
Meja konterku udah rapih dan bersih. Pasti ini semua ulahnya Frans. Jadi sekarang, aku tinggal duduk dan buka aplikasi aja.
"Aku mau ke belakang dulu, Van."
"Frans, bisa minta tolong?"
"Kayak biasa, kan?"
"Makasih ya, Van."
Aku baru menyalakan hape, dan bertubi-tubi WA masuk dari David, Arfan, koko, dan --- grup kampus.
Tok.. Tok..
"Pagi, Van."
"Pagi, kak."
"Si Frans ---"
"Dia lagi ke belakang, kak."
Kak Gavin masuk, lalu duduk di kursinya Frans. "Van, gue mau ngomong ---"
"Apa, kak..?"
"Emang bener, Rio sama Frans pacaran?"
Mataku membulat mendengarnya. "Kak Gavin tahu darimana?"
"Gue sih tau aja."
"Tapi, Frans ---"
Kak Gavin memperlihatkan sebuah video padaku. "Gimana...?"
"Mas Rio ngapain di kosannya Frans...?"
"Sebetulnya ada hal yang lebih penting lagi, yang mau gue omongin."

KAMU SEDANG MEMBACA
-VANO-
Ficção AdolescenteHai, namaku Alvino. Dan ini adalah kisahku... :) FYI : Cerita ini bersifat fiktif. Semua nama tokoh, tempat, waktu, kejadian, serta organisasi merupakan imajinasi penulis.