56

698 55 20
                                    

Pernikahan Mas Rendra dengan Mbak Asti yang profesinya sebagai guru SD itu, tinggal dua minggu lagi. Karena aku gak mau terganggu dengan penampilanku sendiri yang dekil dan kusam ini, maka aku dan David memutuskan untuk melakukan sebuah ritual khusus.

Tiap selesai subuh di masjid, aku menerima beberapa tabung kecil dari Adin dan teman-temannya. Tentunya tanpa sepengetahuan siapapun. Termasuk Mas Rendra.

"Lagi?" David sepertinya sudah jengah dengan ritual nyeleneh ini. Padahal kan awalnya dia yang paling semangat.

Aku mengangguk. "Tinggal pejuhnya Mas Rendra sama Mas Arul yang belom. Bentar ya.."

Aku bergegas ke kamarku , yang tentunya kamar Mas Rendra juga. Dia lagi ganti baju rupanya.

"Mas Rendra, mana?"

Mas Rendra merogoh saku celananya. "Emangnya manjur ya?"

"Manjur lah, mas!"

"Arul kayaknya kesel banget. Dia maunya main langsung sama kamu. Bukannya ngocok sendiri."

"Udah ya, mas."

Setelah mendapat dua tabung terakhir, aku cepat-cepat kembali lagi ke kamarnya David.

Dia sudah telanjang. Dan aku pun segera melucuti seluruh pakaianku.

"Emang gak boleh masukkin? Sekali aja.."

"Enggak."

Meski kesal, David mau juga melakukan posisi seks 69 denganku. Gak sampai 10 menit, spermaku sudah keluar di mulutnya David. Dan begitupun sebaliknya.

Setelah kami menelan habis seluruh cairan putih yang gurih dan legit itu, kini kami beralih ke ritual selanjutnya.

Aku campur semua sperma milik Adin, Samsul, Untung, Yadi, Kunto, Mas Rendra, dan juga Mas Arul ke dalam sebuah wadah plastik.

Aku aduk-aduk dengan jariku, sampai semuanya tercampur rata.

David memejam sambil menahan nafas. Kelihatan sekali, kalau dia sangat jijik dengan cairan kental penuh khasiat ini.

"Sampai kapan kita harus ngelakuin ini?"

"Lima hari lagi."

"Kenapa gak pakai pejuh kamu aja?"

"Itu beda peruntukkannya David. Udah, kamu diem aja."

Aku diamkan sampai wajahku benar-benar mengering. Semoga aja hasilnya gak sia-sia. Karena aku memberikan seratus ribu, tiap kali Adin dan teman-temannya menyetorkan sperma segar mereka kepadaku.

"Hegghh...!! David...!!"

Tiba-tiba David menindihku. Dengan senyum menyeringai, dia menaikkan satu kakiku ke pinggangnya.

"Ahhh..."

Aku cuma bisa mendesah pelan, saat kontol David memasuki lobang analku.

Baru juga aku memejam, menikmati sensasi kenikmatan yang menjalar di sekujur tubuhku, David malah diam saja.

"David..."

"Dedeknya kedinginan. Jadi nyari tempat yang sempit dan anget."

"David!!!"

Dia mencium bibirku. "Udahh, kita tidur aja dulu."





Karena pernikahan Mas Rendra tinggal seminggu lagi, jadi aku dengan tulus ikhlas memberikan tubuhku seutuhnya untuk dia nikmati sepuasnya seharian ini.

Gak tega juga kayaknya, ngeliat Mas Rendra yang kayak ngelamun terus sambil ngeliatin aku.

Jadi, kuputuskan aja buat ngajak Mas Rendra ke kota buat nginep di hotel. Alasan yang kami gunakan ke kakek dan nenek sih, bilangnya Mas Rendra mau cari cincin kawin.

-VANO-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang