"David...!"
Aku dan David sama-sama menoleh ke arah sumber suara itu. Sesosok cewek jangkung, berwajah belasteran, sedang melambai dengan senyumannya yang manis.
"David, ternyata kamu ---"
David membekap mulut cewek itu. Lalu menarik tangannya yang putih dan mulus itu, menjauh dariku.
Jangan tanya aku, siapa cewek itu. Yang pasti, kayaknya mereka berdua itu udah saling kenal satu sama lain.
Bugggh...
"Maaf..."
"Frans?" Aku terkejut. Begitupun dengan dia.
Frans tidak menjawab. Dia malah seperti menghindari tatapanku.
"Frans, kamu ---"
"Lo bisa gak sih, gak usah kabur-kaburan...!?"
"Jason...?"
Jason buru-buru ngelepasin tangannya dari Frans. Dia salah tingkah banget, waktu ngeliat aku.
"Kalian ---"
Frans berlalu meninggalkanku. Padahal, aku belum sempat bertanya apapun padanya. Jason bergegas menyusulnya. Keadaan ini membuatku bingung.
Sejak kapan, mereka saling kenal...?
"Harta apa nyawa...?!"
"Nisa.."
"Kok tau sih?"
"Suara kamu itu unik."
"Muji apa hina, heii...!?" Nisa kacak pinggang sambil manatap sinis pada Arfan. "Nonton apaan sih?"
"Gak tahu. Aku tadi ketiduran."
"Si item mana?"
"Tuh."
David masih bicara dengan cewek itu. Entah kenapa, aku risih melihatnya. Apalagi cewek itu --- ah sudahlah...
"Malem ini, kamu udah bisa pindah ke apartemen, Van."
"Aku ngerepotin ya, Ar?"
Nisa narik tanganku, keluar dari bioskop. Aku gak tahu, apakah David melihatnya atau enggak.
"Kemaren, kenapa telepon gue lo matiin?!"
"Bateraiku habis."
"Emang gak bisa dicas?!"
"Aku lagi gak bawa PB."
"Lo harus tau gimana sifat aslinya si item itu!"
"Sifat asli gimana?"
Nisa memperlihatkan padaku sebuah video. "Lo buka mata lo lebar-lebar!"
"David...?"
"Dia lagi kongkow sama temen-temennya di club!"
"Mungkin dia habis nganterin penumpang."
"Astaganaga si bodoh ini...!" suara nyaring Nisa, sampai membuat kami jadi pusat perhatian. "Mata lo masih sehat kan?!! Liat baik-baik, sayangku...!! Noh...!"
Di video itu, aku emang ngeliat David lagi duduk dengan beberapa temannya. Dia gak cuma duduk, tapi sambil minum dan ketawa-ketawa juga.
"Kamu dapet video ini darimana?"
"Dari ---" Nisa dan Arfan saling ngelirik. "Ahhh, lo gak perlu tauk! Yang urgent sekarang, lo itu harus waspada sama dia!"
"Waspada...?"
"Vano, maaf ---" Arfan sepertinya mau bicara. Tapi, dia kayak ragu. "Aku tahu kamu kerja di Lunar udah lama. Pasti ---"
"Terlalu belibet lo!" Nisa menyelak. "Duit lo masih aman, kan? Maksudnya, gak ada duit lo yang ilang kan?"
![](https://img.wattpad.com/cover/248240979-288-k658947.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
-VANO-
Teen FictionHai, namaku Alvino. Dan ini adalah kisahku... :) FYI : Cerita ini bersifat fiktif. Semua nama tokoh, tempat, waktu, kejadian, serta organisasi merupakan imajinasi penulis.