Author POV.
Wajah David memerah padam. Kelihatan sekali kalau emosi sedang menguasainya.
"Gak usah gitu juga kali, Vid! Kan sepupu gue udah minta maaf!"
David tersenyum sinis. "Vano pun, kayaknya nganggep gue cuma sebagi partner sexnya doang. Jadi, gue fine-fine aja."
"Mas Rio, kita mau tanya sesuatu nih..." Ujar Nisa.
"Harus ya, Nis?" ucap Arfan pelan.
"Ya haruslah, Fan!"
"Tanya apa?"
"Mas Rio kan udah kenal Vano lama ya...?"
"Lumayan."
"Mas Rio tahu gak, kalo Vano itu disunat apa enggak?"
"Konyol banget tuh pertanyaan.."
"Tinggal jawab aja, mas!"
"Kalopun aku tahu, bukan artinya aku sama Vano pernah ---"
"Aku paham, mas.." Potong David.
Rio menghela. "Vano sunat. So?"
Arfan dan David seketika saling bertatapan.
"Emang kenapa, Fan?" tanya Reno.
"Waktu pertama aku berhubungan sama Vano, aku tahu kalo Vano emang disunat, mas. Cuma, pas terakhir kemaren..., aku lihat Vano gak disunat."
"Lah, aneh.." Rio garuk-garuk kepala.
"Aku juga, mas."
"Nanti dulu deh ---" Rio ke tengah-tengah. "Vano disunat --- berubah jadi utuh lagi? Apa bisa...?"
"Meskipun gak lama, tapi aku sama Vano udah tinggal bareng beberapa waktu. Dan aku kenal betul, dia itu gak pernah minta yang macem-macem. Kecuali sate kambing."
"Tapi kemudian, Vano jadi suka minum-minuman, dan meminta ini itu..?" Wajah Reno serius banget.
"Aku juga begitu, mas. Vano itu gak pernah mau kalo aku tawarin sesuatu. Cuma pas kemaren itu --- dia minta hape, sepatu, tas, sama uang buat kuliah."
"Gak mungkin!" Rio menyelak. "Vano bukan orang yang kayak gitu. "Jangankan tas yang ratusan ribu. Aku ajak makan di pizza hut sebulan sekali aja, dia pasti nolak."
Ponsel David berdering sekali. Notif masuk, dari bank penerbit kartu atm-nya.
"Dia baru aja isi bensin dan --- ngambil tunai di ATM lagi."
"Pom bensin mana?" tanya Reno.
Nisa kaget juga, saat tahu ternyata David itu bukanlah orang sesuai dugaannya. Ketika dia melihat daftar transaksi beserta nominal yang sudah dilakukan oleh Vano dengan kartu debit dan kredit miliknya, disitu Nisa baru paham. Bahwa David adalah --- cowok kaya raya.
Tok.. Tok..
Tok.. Tok..
Tok.. Tok..
Rio membukakan pintu. Ada beberapa pria tegap berpakaian formal, berdiri di hadapannya.
"Dimana kalian sembunyikan tuan muda?"
"Siapa, Yo?" tanya Reno.
Pria-pria itu langsung merangsek masuk. memeriksa setiap sudut kamar, sampai ke balkon, dan dalam lemari pakaian juga.
"Kalian siapa?!" David pasang badan.
"Saya Emilio. Pengawal pribadi sekaligus orang kepercayaan tuan muda."
KAMU SEDANG MEMBACA
-VANO-
Fiksi RemajaHai, namaku Alvino. Dan ini adalah kisahku... :) FYI : Cerita ini bersifat fiktif. Semua nama tokoh, tempat, waktu, kejadian, serta organisasi merupakan imajinasi penulis.