"Mau mandi bareng gak?" Tanya David dengan ekspresi wajah nakalnya.
"Kamu duluan aja. Aku masih capek."
"Gue mandiin deh..."
"Emangnya aku mayat?"
"Hehe..."
David turun dari kasur dengan kondisi telanjang bulet. Aku mengambil beberapa lembar tisu, untuk mengelap lelehan sperma David yang mengalir keluar dari lobangku.
Lampu kamar mandi kelihatan. Itu artinya David mandi dengan membiarkan pintunya terbuka.
Aku penasaran dengan isi dompetnya David. Soalnya, dia terus yang ngeluarin uangnya. Mulai dari bayar kosan, makan, isi bensin, beli pulsa, sampai beli cemilan juga pakai uangnya dia.
Tanganku menjulur, meraih celana jeansnya. Kuambil dompetnya, dan kubuka saat itu juga.
Isinya tidak banyak. Cuma ada beberapa lembar uang kertas lima puluh ribuan.Tapi, yang bikin aku terkejut adalah --- David punya 5 kartu debit dan juga kartu kredit!!
Dan kesemua kartu itu, jelas-jelas tertera namanya. David Syahrul M.
Buru-buru kumasukkan kembali dompetnya itu ke saku belakang celana jeansnya.
"Van, makan sate kambing yuk...!"
"Sate kambing?"
David naik kembali ke atas. "Kan semalem gue abis dapet lumayan."
"Terserah aja."
"Kok jawabnya gitu sih...?" David malah menindih badanku. "Makan sate kambing kan, biar libido kita makin naik..."
"Iyaaa..."
"BTW, itu duit di celengan kenapa gak disimpen di bank aja? Biar gak ribet gitu.."
"Aku suka bentuknya.."
Dia mencium bibirku lembut. "Terserah aja. Asal --- jangan sampai aja ilang digondol sama tuyul."
"Tuyulnya kamu!"
David malah berdiri, dan menyodorkan kontolnya ke aku. "Tuyulnya masih bobo. Hehe..."
•
•
•
•
•David beneran gila! Dia memesan 100 tusuk sate kambing bumbu kacang dan 100 tusuk sate kambing bumbu kecap!
"Gimana ngabisinnya?"
"Makan aja sih.."
"David, ini apaan?!"
"Torpedo." David nyengir lebar. "Tapi lo jangan makan! Khusus buat gue aja.."
Kepalaku pusing seketika. Membayangkan mengunyah torpedo kambing sebanyak itu.
"Sebetulnya gue agak aneh.."
"Aneh?"
"Kenapa bokapnya Jason sama nyokapnya si Arfan, kok bisa sebaik dan sepeduli itu sama lo?"
"Mana aku tahu."
"Harusnya sih ya, si Jason tuh dijodohin sama si Arfan! Kan cocok tuh. Yang satu bokapnya gay. Yang satu lagi, nyokapnya lesbian."
"Aku yang kasian sama Arfan."
"Hehe, bener juga. Gak kebayang si anak mami bisa-bisa kebully terus tiap hari sama si songong!"
Awalnya aku ogah-ogahan. Tapi ternyata, aku sendiri sudah habis 30 tusuk.
"Arfan emang gitu orangnya."
"Terus...?"
"Yaa --- aku takutnya kamu berpikir yang enggak-enggak."
KAMU SEDANG MEMBACA
-VANO-
Teen FictionHai, namaku Alvino. Dan ini adalah kisahku... :) FYI : Cerita ini bersifat fiktif. Semua nama tokoh, tempat, waktu, kejadian, serta organisasi merupakan imajinasi penulis.