Di kawasan Kemang -Blok M, emang banyak kos-kosan. Mulai dari yang bentukkannya seperti gedung hotel bertingkat dari luarnya. Sampai yang hanya berupa rumah besar berlantai dua, namun ternyata di dalam rumah itu ada banyak kamar yang disewakan dengan segala fasilitasnya.
"Kan, aku bilang juga apa. Udah mahal, sempit lagi."
"Ya kan, aku juga gak tahu kalau difoto mah keliatannya luas."
Aku sama Mas Rio, mutusin buat istirahat sebentar di sebuah minimarket. Beli dua botol ichi ocha green tea, Odeng buat Mas Rio, dan aku --- makan batagor dari abang-abang gerobak yang kebetulan lewat depan minimarket.
"Gimana gaji gak naik, biaya hidup disini ternyata tinggi juga."
"Kalau bisa, kita cari kosannya yang ada kitchen set juga ya mas...?"
Mas Rio memegang kepalaku. "Itu sih apartemen aja sekalian."
Aku sambil browsing-browsing, mencari kosan di daerah Kemang dan sekitarnya. Paling enggak, yang posisinya gak jauh dari Lunar, dan masih bisa aku jangkau dengan berjalan kaki.
"Mas -- mas, ada yang murah nih!"
"Mana...?" Mas Rio kayak ogah-ogahan.
"Cuma satu setengah juta. Ber-AC juga."
"Dimana?"
Aku buka map letak posisi kosan itu. Ternyata jaraknya cuma empat ratusan meter dari Lunar.
"Udah ada kasur, lemari, AC, sama tv loh, mas."
"Kasurnya sempit, emang gak papa?"
"Aku bisa tidur di bawah, mas."
Mas Rio mencubit hidungku. "Kalo gitu, mas yang diatas. Hheehee..."
Aku dan Mas Rio langsung meluncur menuju lokasi. Ternyata, jalannya melewati bagian depan Lunar.
"Itu, mas!"
Mas Rio berjalan menepi. Dia memberhentikan laju motornya, tepat di depan sebuah pos jaga.
"Sore, pak. Mau tanya, masih ada kosan yang kosong ya?" tanya Mas Rio.
Si bapak security itu menyuruh kami untuk menunggu sebentar. Sebab, dia mau menghubungi orang yang biasa mengurus kosan.
"Kalau yang satu setengah juta, sudah keisi semua. Palingan, adanya yang tiga jutaan."
"Buseettt..." Mas Rio natap lemas ke aku. "Padahal aku suka suasananya. Kamu gimana?"
"Tenang dan asri ya, mas. Cuma harganya..."
"Kalau mau lihat dulu, silahkan."
"Bolehlah."
"Mas Rio..."
Mas Rio narik tanganku. "Liat aja dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
-VANO-
Teen FictionHai, namaku Alvino. Dan ini adalah kisahku... :) FYI : Cerita ini bersifat fiktif. Semua nama tokoh, tempat, waktu, kejadian, serta organisasi merupakan imajinasi penulis.