28

381 46 0
                                    

Dengan nafas terengah, dan keringat bercucuran, David terus menggenjot lobangku dengan posisi push-up, dan birahi meluap-luap.

"Kamu jangan suka ngancem gitu, David."

"Emang kenyataannya gitu, kan?"

"Terus, kita bukan gay...?"

David menghentikan gerakkannya. Dia menyeringai. Namun, ekspresi itulah yang membuatku makin terangsang. Hingga kutekan kedua kakiku yang melingkari pinggulnya.

"Enak, Dav ---" aku meringis. Suaraku bergetar. Kontolnya yang terus menggesek prostatku, menimbulkan sensasi kenikmatan luar biasa yang tak bisa kuungkapkan.

"Errrngghhh..!" David menghunjamkan kontolnya dalam-dalam. Dia memelukku erat. Kurasakan tubuhnya yang panas dan lengket itu, bergetar hebat.

Kontolnya berkedut-kedut. Spermanya menyembur berkali-kali, memenuhi lobangku.

"Jason gak salah. Kamu harus minta maaf."

"Kenapa?"

"Sikapnya emang kayak gitu! Tapi aku tuh kesalnya sama Mas Rio! Bukan Jason."

"Tapi dia juga sama nyebelinnya!"

"David ---" Aku cium bibirnya.

"Gue cuma gak mau, dia ngerebut lo.."

Aku tertawa pelan. "Aku deket sama Jason, karena kasihan. Lagian, siapa juga yang mau pacaran sama orang sombong dan judes kayak dia..?"

David mencabut kontolnya. Berguling ke sisi kiriku. Menarikku dalam rengkuhannya.

"Btw, kenapa sih lo mau sama gue?"

"Kalo aku tanya balik...?"

"Ya, karena lo itu imut, lucu, dan --- baik."

"Tapi aku gak ngerasa. Bukannya ada yang lebih cute dari aku?"

"Masalahnya, cuma lo yang mau nerima gue apa adanya." David mencium keningku. "Padahal, gue kan item. Gue juga gak kaya."

"Tapi aku nyaman." aku tersenyum padanya. "Apalagi ---" Aku genggam batang kontolnya. "Punya kamu -- gede banget."

"Yaahh, ngaceng lagi..."

Aku naik ke atas tubuhnya, dan tiduran di atas dadanya yang bidang. Kudengarkan degup jantungnya yang tidak beraturan.

Tangan David melingkar, memelukku. "Mau dimasukkin lagi?"

"Terserah..."

Aku heran sama David. Meskipun udah keluar, tapi kenapa kontolnya masih aja keras ya...?

Padahal, kontolku kalo udah keluar ya pasti jadi lembek dan menciut lagi.

"Duhhh, ngilu..!!" David meracau. Pelukkannya makin erat. "Tapi enak..."

"Nanti sore, kita ke rumahnya Jason ya."

"Hmmm..."

"Kamu minta maaf, sambil bawain dia serabi."

"Serabi?"

"Iya. Serabi." aku cium-cium putingnya David. "Itu makanan kesukaan dia. Aku juga gak nyangka, orang kaya kayak dia, sukanya makanan kampung. Hheehee..."

"Mau beli sop buah gak?"

"Iya. Kayaknya haus juga aku. Pengen yang seger-seger."

"Gimana kalo sop buahnya kita campur sama pejuh?"

"David!" Aku tepuk pipinya pelan.

Davin terkekeh. Dia membalik posisiku. Lalu mencabut kontolnya. Bergegas turun, menuju kamar mandi.

-VANO-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang