"Mas Rendra...!" Aku gak habis, dengan apa yang sedang dia lakukan di kamar. Aku kira, dia lagi beres-beres. Tahu-tahunya, malah lagi selfie-selfie gak jelas!
"Tadi nyuruh orang buru-buru."
"Iya, ini juga udah mau selesai."
"Selesai apanya?!"
"Kalian kenapa pagi-pagi sudah ribut?" tanya nenek khawatir.
"Lihat aja tuh, nek! Tadi aku disuruh bangun cepet, terus dipaksa buat mandi. Aku udah selesai mandi, tahunya Mas Rendra lagi foto-foto sendiri!"
"Kamu ini kayak anak kecil saja toh, Ren.."
Dengan wajah cemberut, akhirnya aku-aku juga yang beresin tempat tidur.
"Kita kan mesti ke sawah, terus cari rumput buat ternak!"
"Iya. Ini juga udah selesai."
Dengan entengnya, Mas Rendra langsung pakai baju lagi dan meletakkan gagang sapu di depan pintu kamar.
"Enggak mandi, mas?"
"Nanti juga kan keringetan lagi."
"Gak malu ketemu sama orang, bau gitu?"
"Bau? Enggak tuh. Coba aja cium nih..."
Lama kelamaan sifat asli Mas Rendra mulai keluar. Dia itu sebelas dua belas sama Mas Rio. Sama-sama menyebalkan, dan membuat kepalaku nyut-nyutan.
Habis ke sawah sebentar, aku sama Mas Rendra pun lanjut buat cari rumput. Katanya kakek sih, gak jauh dari sungai, ada ladang ilalang. Cuma kakek bilang harus hati-hati. Soalnya disana suka ada ular besar.
Di jalan aku berpapasan dengan Adin yang lagi naik sepeda sambil membawa dua kantong plastik hitam, yang entah apa isinya.
"Din!"
Adin cuma mengangguk sambil mengulas senyum tipis padaku.
"Kenapa tuh si Adin?"
"Jangan-jangan habis kamu tonjok lagi."
"Mana pernah aku nonjok orang gak bersalah, mas?"
Emang aneh banget dia. Padahal kemaren kan dia masih bantuin aku buat kandang ternak. Apa mungkin, dia kayak gitu karena aku gak ikut ke rumahnya Yadi ya?"
"Woiii, Ka...!!"
Lahh, itu ada Yadi dan yang lainnya. Aku balik melambai.
"Sana kamu main aja. Biar mas yang cari."
"Beneran, mas?"
"Tempatnya gak jauh, kok. Nanti juga mas pulangnya lewat sini lagi."
"Oke."
Aku langsung menuju ke tengah sungai. Dimana Yadi dan yang lainnya sedang duduk-duduk sambil mancing.
"Untung aja kamu kemarin gak ikut, Ka."
KAMU SEDANG MEMBACA
-VANO-
Teen FictionHai, namaku Alvino. Dan ini adalah kisahku... :) FYI : Cerita ini bersifat fiktif. Semua nama tokoh, tempat, waktu, kejadian, serta organisasi merupakan imajinasi penulis.