"Hmmm..., wangi..."
"Wangi apaan sih, Dav? Orang aku cuma buat roti bakar aja."
Untuk pertama kalinya sejak aku tinggal sama David, aku melewatkan pagi tanpa hubungan intim.
Aku ngelirik ke dia, yang lagi duduk di balkon dengan wajah kayak gelisah.
"Mending kamu olah raga sana."
"Terus, kalo udahannya horny?"
"Justru itu, abis keringetan terus berenang. Kan kamu sendiri yang bilang katanya mau ikutan kontes susu itu.."
"Semangat deh!" David buru-buru mematikan rokoknya. Dia mengambil handuk kecil, lalu mengalungkan di lehernya. "Tolong tempatin minum dong..."
Aku sodorkan botol minuman padanya.
"Ini...?"
"Aku beliin yang baru buat kamu. Plus, di dalemnya udah aku buatin susu berprotein tinggi."
"Kamu kok pengerti ---"
Aku mengelak. "Jangan peluk-peluk."
"Sekali aja masa gak boleh?"
Aku menghela. "Sebentar lagi ramadhan. Kita harus bisa ngejaga syahwat."
"Cium sekali aja ya...?"
Aku menyerah dengan wajah polos memohonnya itu. Kubirkan dia melumat bibirku. Tapi, buru-buru kutepis tangannya yang sudah memegang kontolku.
"Nanti sore, kita diundang ke rumahnya Arfan. Makan malem, sekalian membicarakan kafe yang akan mereka buka."
"Kita bawa apa ya?"
"Gak usah pegang-pegang, David."
"Cuma pegang sedikit, masa gak boleh?"
Aku dorong dia menuju pintu. "Yang semangat. Jangan mikirin yang ngeres-ngeres mulu."
"Siap, sayang...!"
Cklek.
Aku kembali ke atas kasur. Duduk bersila, menikmati roti bakar, sambil nonton tv.
Gak terasa, besok aku udah mulai ke kampus. Dan sebulan kemudian, udah ramadhan lagi. Tapi --- kayaknya ramadhan tahun ini akan berbeda sekali.
Sebab, aku gak akan bisa sahur dan berbuka dengan ibu, Mas Rio, dan juga Banyu.
"Sebuah ledakkan terjadi di lantai 40, Gedung Unicorn Company. Tidak ada korban jiwa. Namun diketahui, bahwa ledakkan tersebut terjadi tepat di ruangan pemilik perusahaan raksasa tersebut."
Klik.
Aku bergegas menuju balkon. Memang ada asap hitam yang terlihat mengepul ke langit.
Jarak dari apartemen ini, ke gedung itu sekitar beberapa blok. Tapi, asap hitam itu terlihat sangat jelas dan pekat.
Apakah ledakkan itu benar-benar keras dan dahsyat...?
Aku masuk kembali. Kututup jendela dan tirainya. Kualihkan semua pikiran burukku, dengan hal-hal menyenangkan.
Tok...!!
Tok...!!
Tok...!!
Tok...!!
"Ya, sebentar...!!"
Cklek.
"Mas Ri ---"
Mas Rio langsung memelukku. Dia mencium pipiku berkali-kali, sambil mulutnya meracau mengatakan sesuatu yang tidak aku pahami.
![](https://img.wattpad.com/cover/248240979-288-k658947.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
-VANO-
Teen FictionHai, namaku Alvino. Dan ini adalah kisahku... :) FYI : Cerita ini bersifat fiktif. Semua nama tokoh, tempat, waktu, kejadian, serta organisasi merupakan imajinasi penulis.