Chapter 16

527 66 49
                                    

Jiwoo terbangun 15 menit kemudian, saat membuka matanya ia terkejut masih berada di pangkuan Mujin dengan milik mereka yang masih bertaut.

Jiwoo sungguh malu, ia memberanikan diri mengangkat wajahnya dari dada kekasihnya.
Mujin tidak tidur, ia hanya memejamkan matanya dengan kedua tangannya yang memeluk Jiwoo.
Merasakan pergerakan Jiwoo, Mujin membuka matanya. Ia membantu Jiwoo mengancingkan kemejanya.

"Sayang..." Mujin tersenyum ke Jiwoo.

"I'm so sorry honey.. aku ketiduran, maaf"

"It's okay baby, I know.. mau pulang saja?"

Jiwoo melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul 4.30 sore.

"Aniya, gwaenchana"

Jiwoo pelan-pelan turun dari tubuh Mujin dan merapikan pakaiannya begitu juga Mujin. Mujin terkekeh dengan Jiwoo yang malu-malu kucing padahal mereka sudah beberapa kali bercinta.

"Sayang.. hari ini aku pergi bersama temanku, mungkin telat pulang, okay?"

"Kemana?" tanya Mujin.

"Hmm.. makan malam" tanpa sengaja Jiwoo berbohong, perkataan itu keluar begitu saja dari mulutnya.

"Just dinner, okay?" ucap Mujin dengan suara datar, sikap posesifnya itu selalu muncul saat Jiwoo ingin melakukan hal-hal yang diluar jangkauannya.

Jiwoo mengangguk. Ia cepat-cepat keluar dari ruangan Mujin.

...

"Cheers!!" seru keempat orang wanita sembari mengangkat gelas keatas.

Jiwoo dan ketiga sahabatnya berada di sebuah club ternama di Gangnam yang sering mereka kunjungi.

"Ayo! Gerakan tubuh kalian!" ajak Minjung untuk menari berjoget bersama kerumunan pria wanita yang sedang berlenggak lenggok disana dengan irama musik yang memekak-kan telinga.

"Aku tidak ikut, kalian saja" Jiwoo menengak jus jeruknya.

"Kau hanya minum jus jeruk tidak akan mabuk, hanya menari, ayolah!" ajak Ahjung.

Mujin mondar-mandir dirumahnya dan terus melihat jam di ponselnya. Ia menghela nafas panjang. Ia menyalakan ponselnya dan membuka sebuah aplikasi pelacak. Mujin memang sengaja menginstall alat pelacak di mobil Jiwoo. Ia mengeraskan rahangnya saat melihat lokasi mobil Jiwoo. Ia mengambil jaket dan keluar dari rumah.

"Ayolah Jiwoo-ya! Untuk apa duduk diam saja!" Sejeong menarik paksa lengan Jiwoo mendorong tubuhnya ke arah Minjung dan Ahjung yang sedang menari dengan menggoyangkan kepalanya.

Mau tak mau Jiwoo ikut menari bersama mengikuti irama lagunya, sampai beberapa orang pria datang menghampiri mereka. Pria itu mencoba mengajak menari bersama dan berkenalan.
Salah satu dari pria tersebut menari di hadapan Jiwoo sambil mengedipkan matanya.

Mujin sampai di club diantar salah satu anak buahnya dan ia menyuruhnya pulang.
Mujin masuk ke dalam dan segera mencari kekasihnya. Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh tempat dan menaiki tangga ke lantai 2 agar bisa melihat ke bawah kerumunan orang yang menari dan lebih memudahkannya mencari Jiwoo.

"Siapa namamu cantik?" tanya pria berambut pirang yang memakai baju kaos, jaket kulit, celana jeans, dan sneakers, wajahnya juga terlihat seperti berandalan.

Jiwoo tidak menggubris pria yang terlihat norak itu, ia berjalan ke arah sahabatnya dan menari bersama, membelakangi pria tidak dikenal itu.
Pria itu dengan sengaja berpura-pura menari, mengayunkan tangannya dan tangan kanannya menyentuh bokong Jiwoo.

Uncontrollably Love (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang