"Honey.. wake up.." Jiwoo memencet ujung hidung mancung Mujin dengan jari telunjuknya seperti memencet bel.
"Hmm..." Mujin sedikit mengerang.
"Honey...." Jiwoo merangkak keatas Mujin dan duduk diatas perutnya, mengecup kedua pipinya, namun pria itu masih belum membuka matanya.
"Choi Mujin..!" mulai kesal Jiwoo menggigit gemas bibir bawah Mujin lalu menariknya seperti memakan jelly.
"Baby...." ucap Mujin dengan suara beratnya, ia akhirnya bangun setelah kekasihnya memanggil namanya, Mujin tau jika Jiwoo memanggil namanya itu artinya wanita itu sedang serius, kesal ataupun marah.
Mujin mengucek sebelah matanya. Ia menaikkan satu alisnya.
"Baby, kenapa kau berpakaian seperti ini? Apa kau ingin menggodaku?" Mujin tersenyum nakal.
"Aku ingin belajar berenang, ayo cepat bangun!" Jiwoo hendak turun namun Mujin dengan cepat memeluknya.
"Hmm.. tunggu sebentar sayang, aku ingin memelukmu seperti ini" Mujin mengusap punggung mulus Jiwoo.
"Come on, Honey.. kalau tidak aku akan berenang sendiri" Jiwoo melepaskan pelukan erat Mujin dengan susah payah dan turun dari tubuh kekasihnya.
"Tunggu!" tiba-tiba Mujin mengambil ponselnya dan menelepon.
Mujin dan Jiwoo turun dari rumah dengan memakai bathrobe.
"Honey, tadi kau telepon siapa tadi?"
"Pengawalku yang berjaga di halaman rumah"
"Untuk apa?"
"Aku menyuruh mereka berjaga di halaman bawah saja karena kita akan berenang, bagaimana bisa aku membiarkan pria lain melihat tubuh kekasihku" Mujin menghela nafas.
"Jangan pernah berenang tanpaku, araseo?" sambung Mujin.
"Araseo, tapi lain kali jika kau masih tidak mau bangun seperti tadi, aku akan berenang sendiri" protes Jiwoo sambil membuka bathrobe nya dan kini ia hanya memakai bikini yang pernah dibelinya sejak lama tapi tak pernah dipakai, Jiwoo duduk di pinggir kolam dan mencelupkan kakinya.
"Lain kali aku akan langsung bangun jika kekasihku yang cantik dan seksi ini memanggil" Mujin terkekeh sambil membuka bathrobe nya, ia hanya memakai celana pendek yang memperlihatkan tubuh atasnya yang atletisnya.
Mujin tersenyum melihat keindahan tubuh kekasihnya ingin sekali ia melahapnya. Ia turun ke dalam kolam dan langsung berenang bak perenang medali emas membuat Jiwoo terkagum-kagum.
"Baby.. come here" Mujin membuka lebar kedua tangannya mengajak Jiwoo.
"Jangan lepaskan aku ya Honey, aku takut tenggelam" Jiwoo pelan-pelan turun dan memegang tangan Mujin. Sikap Jiwoo yang seperti bocah belajar berenang membuat Mujin ingin menertawainya.
"Aku tidak akan melepaskanmu, tenang saja" Mujin terkekeh.
Jiwoo memeluk leher Mujin, dan setelah hampir 30 menit Jiwoo mulai bisa santai dan berenang dengan gaya kodok, membuat Mujin akhirnya tertawa terbahak.
"Sudahlah sayang, kau tidak usah belajar berenang, aku akan menyelamatkanmu jika kau tenggelam" ledek Mujin.
Saat Jiwoo kehilangan keseimbangan, Mujin langsung menangkap tubuh kekasihnya dengan cepat. Mujin memeluk Jiwoo dan menatapnya.
"Gwaenchana? Kau selalu hampir jatuh dan itu selalu membuatku sangat khawatir" Mujin mengusap rambut Jiwoo yang basah. Mengingat Jiwoo pernah jatuh dari kapal, hampir jatuh saat kakinya di gips yang hasilnya mempertemukan bibir mereka berciuman pertama kali dan sekarang juga seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uncontrollably Love (End)
RomanceChoi Mujin seorang pengusaha sukses bergerak dibidang transportasi, tidak ada yang tau usaha itu hanya kedok untuk menutupi pekerjaannya yang sebenarnya. Sifat kasar dan dinginnya dicap sebagai bos yang tidak punya hati. Namun diam-diam Yoon Jiwoo y...