Flasback On
"Baby..." panggil Mujin saat ia masuk ke kamar. Ia tersenyum saat mendengar suara shower dikamar mandi.
Dddrrttt! Dddrrttt!
Ponsel Jiwoo bergetar, Mujin menoleh sekilas ke arah tas kerja Jiwoo yang terletak di nakas. Ia meraih tas itu dan mengambil ponsel kekasihnya bersamaan dengan botol kecil transparan berisi pil jatuh ke lantai.
Mujin mengambil botol tersebut dan mengamati pil berwarna putih itu dengan seksama dan berpikir apakah Jiwoo sakit?
Dengan rasa penasaran, ia mengambil sebutir pil tersebut dan menyimpannya. Ia menaruh kembali botol kecil tersebut ke dalam tas dan kembali fokus ke ponsel Jiwoo yang menerima pesan dari Taeju.Mujin segera menghapus isi pesan dari Taeju dan menaruh kembali ke dalam tas saat mendengar Jiwoo mematikan showernya. Ia berjalan ke arah balkon dan menyalakan sebatang rokok. Mujin melihat pil di telapak tangannya dan menggenggam erat.
Entah kenapa terbesit dalam benak Mujin menduga-duga pil ini terlihat seperti pil pencegah kehamilan, namun ia segera menepis pikiran itu. Ia pasti salah. Tetapi jika mengingat ia dan Jiwoo sering bercinta dan ia lebih sering mengeluarkan didalam dan juga hubungan mereka sudah hampir setahun, lebih tepatnya sudah 11 bulan. Waktu sungguh berjalan dengan cepat namun Jiwoo tidak pernah mengatakan ia hamil.
Mujin memejamkan matanya sejenak sambil memijat pelipisnya yang terasa berdenyut sakit.
Ia tersentak saat Jiwoo memeluk pinggangnya dari belakang."Apa yang sedang kau pikirkan?" tanya Jiwoo menyandarkan kepalanya ke punggung lebar Mujin.
Mujin membuang rokok yang belum sempat ia hisap karena pikirannya sibuk berkelana. Ia berbalik lalu menangkup kedua pipi Jiwoo dan menatapnya lekat-lekat.
"Jiwoo-ya.. katakan padaku bahwa itu tidak benar, hm?" Mujin kemudian memeluk kepala Jiwoo dan membenamkannya di dadanya. Ia membelai rambut panjang kekasihnya.
"Apa maksudmu, honey?" tanya Jiwoo bingung dengan suara yang tenggelam dalam dada Mujin.
"Nothing.." Mujin menghela nafas dan mengecup puncak kepala Jiwoo.
Mujin mencari di internet tentang pil pencegah itu dan bentuk pil yang ia lihat sama persis dengan punya Jiwoo. Masih tidak ingin mempercayai itu semua, akhirnya ia menanyakan ke dokter pribadinya dan benar saja itu adalah pil pencegah kehamilan. Hati bagai ditusuk pisau belati, Mujin mengepalkan kedua tangannya. Ia berjalan ke mobilnya dan membanting pintu dengan kuat, ia meninju setir mobilnya dengan frustasi dan menjambak rambutnya.
"Shit!! Fuck!!" umpat Mujin dengan nafas tersengal.
Mujin menyandarkan kepalanya dan mengatur nafasnya, ia meraih ponselnya dan tersenyum miring melihat wallpaper foto saat ia menggendong Jiwoo di punggungnya dengan tertawa bahagia di pantai busan saat ia terakhir kali mengunjungi ibu Jiwoo.
"Tidak, aku tidak percaya. Kau pasti mempunyai alasan, aku tidak percaya" gumam Mujin tertawa kecut.
Mujin menyadari. Apapun kesalahan yang dilakukan Jiwoo, semua akan sirna oleh besarnya cinta kepada wanita itu. Ia tidak bisa marah, hatinya benar-benar lemah oleh cintanya yang sudah sedalam samudera.
Flasback Off
Mujin terbangun saat suara ponselnya tidak berhenti berdering. Ia menoleh ke samping dan tidak ada kekasihnya disana. Ia duduk di ranjang yang terlihat berantakan dengan selimut dan sprei yang acak-acakan karena percintaan panjang dan panasnya tadi siang.
Mengambil ponselnya, Mujin menempelkan benda pipih itu ke telinganya sambil turun dari ranjang dan berjalan mencari Jiwoo. Kamar hotel yang tidak terlalu besar sehingga dengan mudah Mujin mencari Jiwoo. Ia mengernyitkan dahinya saat wanita yang ia cari-cari tidak ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uncontrollably Love (End)
RomansaChoi Mujin seorang pengusaha sukses bergerak dibidang transportasi, tidak ada yang tau usaha itu hanya kedok untuk menutupi pekerjaannya yang sebenarnya. Sifat kasar dan dinginnya dicap sebagai bos yang tidak punya hati. Namun diam-diam Yoon Jiwoo y...