Chapter 18

478 60 85
                                    

Tok tok

"Masuk"

Mujin tersenyum manis saat melihat kekasihnya datang. Ia berjalan ke arah Jiwoo dan memeluknya dengan manja menggoyang-goyangkan badannya.

"Dirumah kau memelukku, dikantor kau juga memelukku, apa tidak bosan?" Jiwoo terkekeh.

"Tentu saja tidak akan pernah bosan, ini juga tidak akan pernah membuatku bosan" Mujin tiba-tiba mengecup bibir Jiwoo dan tersenyum.

Saat Mujin mendekatkan wajahnya ingin kembali mencium Jiwoo.

Tok tok tok

Jiwoo yang terkejut dengan reflek langsung mendorong Mujin saat terdengar suara ketukan pintu, membuat tubuh Mujin oleng ke belakang hampir saja ia terjatuh.

Sekretaris Cha membuka pintu ruangan Mujin.

"Ya! Siapa yang suruh kau sembarangan masuk, aku bahkan belum mengizinkanmu! atau kau bisa telepon dulu!" teriak Mujin marah-marah.

"Maaf daepyeonim, aku sudah menelepon tapi anda tidak mengangkatnya"

"Ada apa?!" Mujin berdecak kesal, ingin sekali ia meninju wajah sekretaris nya ini.

Jiwoo menaruh dokumen yang akan ia serahkan ke Mujin di mejanya.

"Daepyeonim, aku permisi" Jiwoo menunduk dan berjalan keluar dari ruangan Mujin, membuatnya kesal bukan main karena sudah diganggu.
Padahal ia belum puas mencium bibir kekasihnya.

My Honey ❤️

Sayang, maaf ya tadi si brengsek itu
mengganggu kita.

Gwaenchana, pekerjaanmu lebih penting.

Tidak! Kau lebih penting T.T
Jangan berkata seperti itu..
nanti pulang kerja, mau jalan-jalan?

Kemana?

Hmm.. ada tempat yang ingin kau pergi
atau tempat favoritmu?

Ada!

Baiklah, tunggu aku di mobil jam 6.

Okay honey..

Love you baby..

Jiwoo tersenyum sendiri, ia sangat menginginkan berkencan diluar dengan Mujin. Kalau dipikir-pikir mereka memang tidak pernah berkencan diluar.
Jiwoo membereskan mejanya saat jam menunjukkan pukul 5.45 sore

Jiwoo mematikan komputernya dan mengambil tas serta coat nya berjalan keluar menuju lift.

Mujin menelepon Jiwoo.

"Baby, where are you?"

"At lift, why?"

"Aku sudah menunggumu di mobil, cepatlah kesini aku sudah sangat merindukanmu.."

"Araseo araseo.."

"Ini bahkan belum jam 6, tapi dia sudah menunggu duluan" gumam Jiwoo terkekeh sendiri.

Jiwoo memutuskan panggilannya saat ia sudah sampai parkiran mobil dan segera masuk ke mobilnya dengan pria disana yang memasang wajah kesal.

"Honey.." Jiwoo memanggil Mujin.

Mujin tidak membalas, wajahnya terlihat kesal.

"Honey.. kau kenapa?"

"Bisa tidak, balas pesanku? Bisa tidak, balas katakan kau juga merindukanku?" gerutu Mujin.

Uncontrollably Love (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang