"Baby.. are you sure?" Mujin memutar bola mata pada sekelilingnya.
"Wae? Sudah lama aku ingin ke sini bersamamu, come on!" Jiwoo menarik lengan Mujin.
Mujin dengan langkah berat mengikuti Jiwoo yang mengajaknya ke pasar malam, sangat ramai sekali karena ini bertepatan dengan akhir pekan. Banyak pasangan-pasangan yang sedang menikmati kencan. Sejujurnya Mujin sangat benci keramaian, menurutnya sangat berisik dan mengganggu. Ia juga benci himpit-himpitan, bersentuhan dengan manusia-manusia lain.
Tapi demi Jiwoo, ia rela melakukan apapun sekalipun terlihat konyol, baginya melihat senyuman indah di wajah kekasihnya adalah yang paling utama. Lagipula Jiwoo juga bersedia melakukan apapun dengannya, tentu ia dengan senang hati menuruti kekasihnya.
"Honey, kau ingin mencobanya?" tanpa menunggu respon Mujin, Jiwoo memakaikan bando lucu dengan telinga kucing lalu berganti ke telinga kelinci dan telinga harimau.
Mujin hanya memasang wajah pasrah dan tersenyum manis, walau sebenarnya ia sangat malu setengah mati. Jiwoo terkekeh melihat ekspresi Mujin, Ia menarik Mujin kesana kemari, mereka juga makan jajanan tteobokki, odeng, bungeoppang dan beberapa jajanan lainnya.
Mujin mendudukkan Jiwoo di sebuah bangku yang jaraknya jauh dari pasar malam karena kekasihnya mengeluh kakinya pegal.
"Baby, sudah kubilang jangan memakai heels" Mujin berjongkok memijit pergelangan kaki hingga betis Jiwoo.
"Honey.. i want ice cream, please.." rengek Jiwoo.
"Kau belum kenyang? Huh?" Mujin mendengus.
"Yasudahlah!" Jiwoo merajuk, ia memalingkan wajahnya dengan kedua tangan bersilang di dada.
"Araseo, araseo.. tunggu disini, aku akan mencarinya" Mujin dengan gemas mencubit pipi dan membelai rambut Jiwoo.
"Stay here! Don't go anywhere, okay?" perintah Mujin.
Jiwoo tersenyum lebar dan mengangguk patuh. Mujin pun pergi meninggalkan kekasihnya untuk mencari es krim.
"Pemandangan yang indah" gumam Jiwoo melihat lampu-lampu yang menghiasi setiap sudut kota seoul.
"Sepertinya disana juga kelihatan bagus, aku akan mengambil foto" Jiwoo bangkit dan berjalan sedikit jauh dari bangkunya.
Beberapa saat kemudian Mujin datang membawa es krim, namun ia tidak melihat Jiwoo dikursi, entah kenapa tiba-tiba hatinya mulai kalut dan panik. Ia menoleh kesana kemari tetap saja tidak menemukan kekasihnya. Nafasnya mulai tersengal, ia menjatuhkan es krim yang sedari tadi ia pegang.
Entahlah sejak perkataan Taeju hari itu, ia menjadi sangat takut jika suatu saat nanti Jiwoo benar-benar meninggalkannya.
"Honey? Kau sudah kembali.." ucap Jiwoo yang datang dari arah belakang Mujin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uncontrollably Love (End)
RomansaChoi Mujin seorang pengusaha sukses bergerak dibidang transportasi, tidak ada yang tau usaha itu hanya kedok untuk menutupi pekerjaannya yang sebenarnya. Sifat kasar dan dinginnya dicap sebagai bos yang tidak punya hati. Namun diam-diam Yoon Jiwoo y...