Chapter 53

374 321 22
                                    

Happy reading 🫶🏻

Mujin keluar dari kamar dengan setelan rapi, kemeja navy, dasi hitam dan celana kain hitam. Ia menaruh jas nya di sofa dan berjalan ke arah putrinya.

"Good morning my daddy.." ucap Jiwon dengan suara lucu nan manja sambil tersenyum manis, ia duduk di kursi meja makan.

Jiwon mengecup kedua pipi Mujin yang di balas kembali oleh ayahnya, "Morning, my little princess"

Jiwoo yang mendengar suara Mujin lalu menyiapkan sarapan untuk Mujin.

Jiwon merangkak ke pangkuan Mujin dan mendekatkan bibirnya di telinga ayahnya.

"Dad, sepertinya mom masih marah" bisik Jiwon.

Mujin terkekeh lalu memasang wajah sedih, "Can you help daddy?"

Jiwon mengangguk antusias. Mujin membisikkan sesuatu pada Jiwon yang membuatnya tertawa cekikikan hingga matanya menyipit.

"Come on, now.." Mujin mengedipkan matanya pada putrinya. Jiwon segera berlari ke kamarnya untuk bermain.

Mujin yang mendapat kesempatan untuk bermesraan tidak melewatkannya. Ia berjalan ke arah Jiwoo dan memeluknya perutnya dari belakang dan mengusapnya lembut, mengecup basah leher mulusnya.

"Hm.. sudah selesai kopimu.." Jiwoo berbalik menghadap Mujin.

Dengan sigap Mujin menggendong Jiwoo dan memeluknya manja sambil memanyunkan bibirnya dengan mata terpejam. Jiwoo tersenyum lebar, bukannya mendekatkan bibirnya ke bibir Mujin, Jiwoo malah berbisik, "Turunkan aku.."

Mujin membuka matanya lalu tersenyum licik.
Ia melumat bibir Jiwoo dengan lembut, melesatkan lidahnya ke dalam mulut Jiwoo mengabsen seluruh isinya hingga saling bertukar saliva.

Jiwoo tidak pernah bisa menolak pesona Mujin ketika berciuman. Ciuman candu yang selalu membuatnya ingin lagi dan lagi. Mujin menahan tengkuk Jiwoo untuk memperdalam ciumannya, menggigit bibir bawahnya dengan gemas.

***

Hanya tersisa tiga hari menjelang pernikahan Mujin dan Jiwoo. Undangan sudah disebar ke seluruh pegawai perusahaan Mujin hingga ke partner bisnisnya. Banyak rekan Mujin yang tidak percaya bahwa pria dengan sifat dingin sepertinya akhirnya menikah, ditambah setelah Mujin hiatus selama tiga tahun lamanya dan tiba-tiba muncul dengan mengumumkan pernikahannya.

Mujin memang berniat untuk mengadakan pesta pernikahannya yang mewah walau Jiwoo ingin yang sederhana saja, namun setelah perdebatan panjang akhirnya Jiwoo mengalah dan membiarkan Mujin yang mengurus seluruhnya daripada ia pusing.

Malam ini Mujin pulang sangat larut pukul 2 pagi. Sebelum ke kamarnya ia ingin melihat putrinya yang sudah terlelap, Mujin menghampiri Jiwon dan mengecup pipinya dengan lembut menyalurkan kasih sayangnya.

Dan pada saat Mujin sampai di kamarnya, ia mengerutkan dahinya karena tidak ada calon istrinya di ranjang sedang tidur. Seketika Mujin tersadar dari rasa lelah dan kantuknya.

"Baby.. baby.." panggil Mujin sambil mengecek seluruh kamar namun tidak menemukan Jiwoo.

Mujin mengambil ponselnya dari saku celana dan menghubungi Jiwoo.

Dddrrrtttt.... ddrrrtttt...

Mujin menghela nafas saat melihat ponsel Jiwoo diatas nakas. Hatinya mulai kalut. Ini bahkan bukan jam 2 siang namun jam 2 pagi, dimana Jiwoo berada.

Saat Mujin hendak keluar dari kamar. Mata Mujin terbelalak dan terkejut bukan main.

"Happy birthday to you.. happy birthday to you.. happy birthday and i love you, happy birthday to you.." Jiwoo dan Jiwon bernyanyi dengan kompak, Jiwoo memegang cake yang cukup besar dengan nama Mujin disana.

Uncontrollably Love (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang