Malam ini Mujin membawa Jiwoo ke sebuah pesta yang di undang klien pentingnya.
Jiwoo memakai gaun hitam semata kaki dengan belahan di sepanjang paha, bagian bahu yang hanya seutas tali, memperlihatkan leher dan bahu serta tulang selangka mulusnya dengan rambut panjangnya yang digerai. Jiwoo terlihat berbeda malam ini, ia sangat cantik dan elegan.
Mujin sendiri memakai kemeja hitam dengan dasi bermotif berwarna hitam abu dengan jas hitam dan celana hitam. Rambutnya tersisir rapi keatas, kumis serta janggut tipis menambah ketampanannya dan terlihat berkharisma.
Karena Dress code adalah hitam, semua para tamu wajib memakai pakaian serba hitam.
"Honey.. kau yakin membawaku ke sini?" Jiwoo turun dari mobil dengan Mujin yang menyusulnya.
"It's okay, Baby.. disini tidak ada yang mengenalmu" bisik Mujin.
"Malam ini kau cantik sekali, jangan dekat-dekat atau tersenyum pada pria lain jika ada yang menggodamu, tetaplah disisiku.. araseo?" Mujin mengatakan dengan sedikit penekanan, mengingatkan Jiwoo adalah wanitanya.
"Araseo" Jiwoo tersipu malu.
Mujin membawa tangan Jiwoo untuk memeluk lengan kirinya. Mereka berjalan dengan sangat mesra, memasuki gedung ballroom besar itu.
"Hello, Mr. Choi.. seperti biasa kau terlihat tampan, siapa wanita ini?" sapa pria berdarah amerika-korea yang juga merupakan rekan Mujin.
"Thank you Mr. Ryan, dia kekasihku Yoon Jiwoo, kau tidak usah berlebihan memuji" balas Mujin terkekeh lalu memperkenalkan Jiwoo pada rekannya.
"Yoon Jiwoo.. " Jiwoo menunduk malu-malu dan tersenyum tipis, sejak memasuki gedung besar ini ia sudah kehilangan semua cara kerja otaknya karena sangat gugup.
"You're so pretty.. kalian berdua terlihat serasi" balas pria itu.
"Thank you" Jiwoo tersenyum tipis.
Jiwoo terus menghela nafas berat karena belum pernah datang ke acara besar seperti ini, apalagi bertemu dengan tamu yang mempunyai jabatan-jabatan tinggi. Ia juga melihat beberapa CEO yang merupakan rekan dekat Mujin.
Mujin sudah terbiasa menghadiri pesta semacam ini, terkadang ia tidak hadir karena sibuk dan malas datang jika tidak terlalu penting walau sebenarnya sangat penting.
"Sayang, aku ke toilet sebentar" bisik Jiwoo.
"Mau kuantar?" tanya Mujin.
"Tidak usah, mengobrol lah bersama rekanmu" balas Jiwoo.
"Baiklah, aku tunggu disini" Mujin tersenyum.
Setelah sampai di toilet, Jiwoo mencuci tangannya yang berkeringat dingin. Ia bercermin melihat dirinya yang memakai pakaian terbuka, sedikit membuatnya risih.
"Seharusnya aku dirumah saja" gumam Jiwoo.
"Ya! Kau lihat Choi Mujin? Sudah lama aku tidak melihatnya, hari ini dia sangat tampan!" ucap salah seorang wanita yang sedang mengobrol di dalam toilet sambil memoles lipstik merah.
"Sepertinya dia datang dengan kekasihnya, aku tadi melihat sekilas tapi aku tidak melihat wajahnya" balas wanita lainnya.
"Bisa saja wanita jalang! tapi pria seperti dia tidak mungkin sembarangan membawa wanita ke pesta penting seperti ini, argh! membuatku cemburu saja!"
"Dia sangat tampan! Seandainya dia kekasihku, tidak akan aku lepaskan! Aku ingin sekali bercinta dengannya walau sekali saja" beberapa wanita itu lalu tertawa genit.

KAMU SEDANG MEMBACA
Uncontrollably Love (End)
RomanceChoi Mujin seorang pengusaha sukses bergerak dibidang transportasi, tidak ada yang tau usaha itu hanya kedok untuk menutupi pekerjaannya yang sebenarnya. Sifat kasar dan dinginnya dicap sebagai bos yang tidak punya hati. Namun diam-diam Yoon Jiwoo y...