"Let's go to work, baby" Mujin memasuki mobil Jiwoo di bagian sebelah pengemudi.
"Nde, daepyeonim" Jiwoo terkekeh, ia menarik tuas dan menjalankan mobil barunya dengan tenang.
"Honey, don't forget. Kita harus berakting seperti bos dan pegawai. Jangan melakukan hal-hal yang mencurigakan, pertahankan wajah dinginmu" omel Jiwoo.
"Araseo araseo, stop reminding me, baby" balas Mujin berdecak.
Setelah perjalanan 20 menit, Jiwoo menurunkan Mujin di depan jalan kantornya.
"Turunlah Honey, aku nanti menyusul saja agar tidak ada yang curiga" kata Jiwoo sambil melirik ke spion.
"Sayang, aku tunggu di lobby ya" Mujin mengecup bibir Jiwoo dan turun dari mobil.
Setelah memarkir mobil, Jiwoo sampai di lobby kantor dan benar saja, kekasihnya itu menunggu nya didepan lift, pria itu berdiri dengan kedua tangannya di saku celananya.
Jiwoo tersenyum senang, ia masih tidak percaya bahwa sekarang Mujin adalah kekasihnya.
Jiwoo menunduk hormat pada sang bos seperti biasanya, yang di balas kedipan mata pria itu.
"Yoon Jiwoo!" Kang Min Hyuk tiba-tiba berlari ke arah Jiwoo hendak menyentuh tangannya.
Dengan sigap Mujin langsung menangkap tangan pria yang diingat Mujin sebagai penggemar rahasia sekaligus pria kopi gratis.
Mujin menekuk tangan pria itu ke belakang sebelum menyentuh kekasihnya."Apa yang ingin kau lakukan!" Mujin meninggikan suaranya, dengan mata melotot, tatapan tajamnya yang membunuh membuat lawannya ciut seketika.
"Daepyeonim, aku ingin bersalaman dengan Jiwoo karena dia kembali bekerja" Minhyuk meringis saat Mujin melepaskan tangannya.
"Terima kasih, Minhyuk-ssi" Jiwoo tersenyum ke pria itu.
Mujin mengeraskan rahangnya, ia tidak suka Jiwoo memberi senyumannya pada pria lain.
Mereka bertiga menunggu lift bersama. Saat Minhyuk masuk ke lift. Mujin berbisik ke Jiwoo.
"Jangan naik lift itu!" perintah Mujin.
"Jiwoo-ssi, ayo.." ajak Minhyuk.
"Oh, aku akan menyusul, aku meninggalkan sesuatu di mobilku, duluan saja" balas Jiwoo saat pintu lift itu tertutup sendirinya.
Mujin menarik lengan Jiwoo untuk memasuki lift yang dikhusus kan untuk dirinya membuat wanita itu terkejut setengah mati dan menoleh ke kiri ke kanan takut ada yang melihatnya.
"Ya! Kenapa kau mengajakku naik lift ini"
Tidak menghiraukan omelan Jiwoo, Mujin langsung menarik pinggang kekasihnya dan mencium bibirnya, ia terus mengecup bibir merah Jiwoo yang hanya di balas sebentar oleh kekasihnya.
"Apa yang kau lakukan! Bagaimana jika tertangkap cctv" Jiwoo menepuk kuat bahu Mujin.
"Tidak ada cctv di lift ku" Mujin menyeringai.
"Kita hampir sampai!" Jiwoo melotot saat lift hampir sampai di lantai 50.
Mujin masih menciumnya dengan santai.
Jiwoo mendorong bahu Mujin saat pintu lift terbuka, Mujin terkekeh melihat kekasihnya yang gelagapan. Jiwoo menyeka sudut bibirnya bekas liur Mujin.
"Kamsahamnida, daepyeonim" Jiwoo menunduk dan berjalan keluar dari lift menuju meja kerjanya.
Mujin mendengus, ia berjalan dibelakang Jiwoo dan menuju ruangannya.
"Daepyeonim, aku sudah menaruh laporan hasil meeting semalam di meja anda" ucap Cha Seung Won sekretaris Mujin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uncontrollably Love (End)
RomantizmChoi Mujin seorang pengusaha sukses bergerak dibidang transportasi, tidak ada yang tau usaha itu hanya kedok untuk menutupi pekerjaannya yang sebenarnya. Sifat kasar dan dinginnya dicap sebagai bos yang tidak punya hati. Namun diam-diam Yoon Jiwoo y...