kenapa selalu aku?

3.6K 321 15
                                    

HALO.

SELAMAT MALAM.

.
.
.
.
.
.

"Balik kemana lo hari ini?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Balik kemana lo hari ini?"

Aksa tersenyum tipis, kali ini, dirinya sedang berjalan ber-iringan dengan Rayyan. Aksa begitu sangat senang bisa sedekat ini dengan Rayyan. Walau Rayyan sering kali merasa risih dan mendatarkan suaranya, Aksa tak peduli. Yang penting, dirinya bisa dekat dengan Rayyan, menjaga Rayyan.

"Umm, kerumah ayah. Kenapa?"

Rayyan tak menyahut, dirinya lebih memilih diam. Melanjutkan langkah, menuju gerbang sekolah. Disana, sudah ada mobil Darren yang terparkir.

"Bang Darren udah jemput, Abang hati-hati yaa pulang nya. Kalo ada apa-apa hubungi aku, jangan kecapean juga di rumah, setelah sampai, cepat-cepat Abang bebersih, habis itu makan dan langsung istirahat, jangan lupa minum obat."

Kadang, Rayyan berfikir, yang sebenarnya Abang nya itu siapa? Dirinya atau Aksa? Kenapa tingkah Aksa seperti sosok seorang kakak yang sedang menasehati adiknya?

"Abang denger aku kan? Maaf, kalo kesannya aku terlalu bawel. Karena aku melakukan ini, untuk kebaikan Abang juga. Gih, kasihan bang Darren menunggu lama. Sampai jumpa, lusa bang."

Rayyan tak mengangguk maupun menggeleng. Setelah Aksa selesai berbicara Rayyan segera melanngkah, menghampiri Darren yang entah sejak kapan sudah bersandar di mobil sembari bersedekap.

"Hati-hati bang Darren, bang Rayyan." ucap Aksa sedikit berteriak. Mereka tak menanggapi sama sekali.

Setelah mobil itu membawa mereka pergi, Aksa menghela nafas, tubuhnya sedikit membungkuk, tangannya mencengkeram kuat perut bawah bagian kanannya, ringisan kecil keluar dari belah bibirnya. Akhirnya, setelah menahan sakit selama bersama Rayyan, dirinya bisa merintih juga. Sakitnya, sudah tidak bisa ia tahan.

"Ya Allah sakit," lirihnya, beruntung kondisi di depan gerbang sekolah sudah sepi. Jadi, Aksa bebas merintih. Kaki Aksa melangkah, menuju pohon besar yang berdiri gagah di sebelah kiri nya.

Perlahan tapi pasti, Aksa mendudukkan dirinya, bersandar pada batang pohon besar itu, matanya yang sedikit memerah itu memejam, guna menghalau rasa sakit. Setelah di rasa sedikit tenang. Aksa merogoh tas nya, mengambil sesuatu dari dalamnya. Botol kecil berwarna bening, mengambil beberapa isi dari dalamnya. Setelahnya, meneguknya cepat dengan bantuan air.

Aksa menghela nafas berkali-kali, semakin kesini, nafasnya terasa berat. Apa penyakitnya sudah semakin parah? Aksa mengusap keningnya yang berkeringat.

HELP [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang