haruskah berkorban? 2

3.7K 348 41
                                    

Halo....

Selamat malam...

Masih ada yang melek?

|Beri aku waktu lagi yaa bang?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


|Beri aku waktu lagi yaa bang?

|Sampai kapan? Sampai lo mati? Atau tunggu Rayyan yang mati?

Aksa menghela nafas, matanya terasa panas. Dadanya begitu sesak. Dengan jari-jarai tangan yang sedikit bergetar, Aksa membalas pesan Arya.

|Aku mohon, beri aku waktu. Setidaknya, sampai aku bertemu dengan ayah kandungku. Aku hanya ingin melihat wajahnya, satu kali seumur hidup.


Setelah mengirim balasan, entah kenapa air mata yang sedari tadi Aksa tahan meluruh begitu saja, membasahi pipi pucatnya yang tirus.

'setelah itu, aku rela mati.'

-------

Wajah Arya yang tadinya terlihat memerah menahan Amarah, kini berubah menjadi sedikit lebih sendu setelah membaca balasan pesan dari Aksa.

>Anak sial

|Aku mohon, beri aku waktu. Setidaknya, sampai aku bertemu dengan ayah kandungku. Aku hanya ingin melihat wajahnya, satu kali seumur hidup.

Entah kenapa, hatinya terasa sedikit tersentuh membaca pesan balasan dari Aksa. Tapi, egonya malah semakin tinggi. Ia mengetik sesuatu, membalas pesan Aksa.

---------

Rio mengernyit saat memasuki ruang rawat Aksa. Hal pertama yang dirinya lihat adalah, Aksa yang tengah menutupi seluruh tubuhnya.

"Dami?" Panggil Rio lembut, tak ada jawaban. Rio berusaha membuka selimut yang menutupi tubuh Aksa. Rio tersenyum gemas, ternyata Aksa sudah tertidur. Namun senyumnya memudar saat melihat sisa air mata di ujung mata Aksa.

"Semenyakit kan itu ya dek jadi kamu? Abang janji, Abang akan selalu di sisi kamu apapun yang terjadi. "

Rio mengusap lembut puncak kepala Aksa. Setelahnya, Rio menghela nafas pelan. Menatap sendu wajah Aksa.

"Tidur yang nyenyak ya dek, istirahat yang banyak, biar besok bagi badan kamu enakkan. Selamat tidur,"

Rio berlalu, malam ini ia akan menginap. Menemani Aksa di rumah sakit setelah ia membersihkan di ruangannya. Tanpa ia sadari, bahu Aksa bergetar, isakkan kecil lolos dari belah bibirnya.

'Ibu, rasanya sesak sekali. Aksa ingin membantu bang Rayyan, tapi Aksa gak mau mati. Aksa masih ingin disini sama ibu, Aksa harus bagaimana bu?'

HELP [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang