HALO.
SELAMAT MALAM.
Drrttt...
Drrttt...
Aksa menghentikan langkah saat merasakan getaran ponselnya di saku seragam osisnya. Mata Aksa seketika berbinar, ibunya menelfonnya? Pagi-pagi begini? Ahh--Aksa merasa sangat senang.
Dengan cepat, ia menggeser tombol hijau, dan menempelkan benda pipih itu di samping telinga. Bibirnya tersenyum.
"Halo ibu? Assalamualaikum,"
'Kamu sudah sampai di sekolah?'
Senyum Aksa semakin melebar, tumben sekali Mona menanyakannya. Apa Mona sudah mulai menerimanya? Pikirnya, hatinya teramat senang, jika memang begitu keadaannya.
"Belum ibu, aku lagi di jalan." jawab Aksa antusias.
Namun setelahnya, senyuman manis di bibir pucatnya mereda saat Mona---
'cepat sampai di sekolah, Rayyan sudah berangkat. Kamu, ingat tugas kamu kan Aksa? Pokoknya saya tidak mau tau, awasi Rayyan. Jangan sampe Rayyan kenapa-kenapa, kalau sampe Rayyan kenapa-kenapa kamu yang saya salahkan, paham Aksa?'
---menelfonnya, hanya untuk Rayyan.
'kamu dengar apa yang saya katakan?'
"I-iya Bu,"
'sekali lagi, jangan sampe Rayyan kenapa-kenapa. Kalau sampe itu terjadi, kamu tanggung akibatnya.'
Tut!
Aksa menghela nafas pelan saat sambungan telfonnya di putus oleh Mona.
"Hanya untuk bang Rayyan ya? Ah--gak apa-apa, demi ibu." batin Aksa, senyumnya kembali terukir, walau tipis.
Aksa kembali melanjutkan langkah, ponselnya ia genggam tanpa kembali di masukan kedalam saku. Namun, saat baru beberapa langkah, Aksa melangkah, ponselnya berbunyi.
Ting!
Ting!
Notifikasi ponsel Aksa berbunyi dua kali. Aksa segera melihatnya. Namun, betapa terkejutnya ia saat mengetahui siapa yang mengiriminya pesan. Aksa mengerejap, apa ia tidak salah?
"Bang Arya?" Senyumnya, lagi-lagi terukir. Arya mengiriminya pesan? Kalau begitu, berarti Arya sudah membuka blokiran nomornya? Ahh--betapa senangnya hati Aksa. Sampai-sampai ia tak fokus, saat nama Darren ikut muncul di bilah pesannya.
Aksa mengklik nama Arya.
Bang Arya :
jaga Rayyan, pastikan dia makan dan meminum obatnya. Ingat, jangan sampai Rayyan kenapa-kenapa karena kalo sampe Rayyan kenapa-kenapa, lo yang akan tanggung akibatnya. Paham?
KAMU SEDANG MEMBACA
HELP [Tamat]
RandomAksa bukan siapa-siapa dan tak punya apa-apa. Hidupnya hanya di isi dengan luka,kecewa dan air mata. Dirinya terombang-ambing bak sebuah kayu yang berada di tengah-tengah ombak. Hatinya telah layu, meredup seiring dengan luka yang terus menganga tan...