HALO.
ADA YANG KANGEN?
BAGAIMAN TADI PUASANYA? LANCAR?
.
.
.
.
.
.
."Ibu, ibu tolong Aksa bu... '
Wajah Aksa yang terlihat babak belur itu, memelas, menatap Mona di atas sana. Mulut dan hidung nya keluar banyak darah. Tangan Aksa terulur meminta bantuan Mona.
Di atas sana, Mona tengah mencoba menggapai tangan Aksa. Ia sedang berusaha mencoba membantu Aksa kembali naik ke atas.
"Aksa, Aksa pegang tangan ibu sayang. Pegang tangan ibu. "
"Ibu tolong Aksa bu, tolong... " Aksa terus melirih, matanya berkaca-kaca. Tubuhnya sedikit demi sedikit tertimbun oleh tanah.
"Pegang tangan ibu, ayo sayang. Pegang tangan ibu. "
Wajah Mona terlihat panik. Tubuh Aksa semakin tertutupi. Namun tangannya masih terulur. Meminta bantuan.
"Aksa pegang tangan ibu nak, pegang sayang. Ayo. "
Aksa perlahan menurunkan tangannya, menatap Mona yang kini tengah menggeleng ribut, masih berusaha menggapai tangan Aksa.
"Aksa..ayok sayang, pegang tangan ibu."
Aksa menggeleng, bibir pucatnya tersenyum. Tangannya melambai.
"Dadah ibu,"
Mona menggeleng cepat. "Enggak, enggak. Pegang tangan ibu. Ayok Aksa. Pegang tangan ibu." Mona menjerit ribut, air matanya menetes.
Aksa menggeleng, hampir seluruh tubuhnya tertutupi oleh tanah. Mona berteriak saat melihat tubuh Aksa yang sudah sepenuhnya tertutupi oleh tanah.
"AKSA...! "
"Ibu," panggil seseorang, berhasil membuat Mona mengalihkan pandangan.
"A-aksa?" Mona menggeleng-gelengkan kepalanya pelan. Sungguhkah itu Aksa? Mengapa cepat sekali berubah?
Mona kembali menatap tanah yang menimbun tubuh Aksa, dan kembali menatap Aksa yang berada sedikit jauh darinya. Wajah Aksa kali ini terlihat lebih sehat, bersih, bercahaya. Tidak ada noda darah dan lebam sedikitpun. Pakaian serba putih yang sedari tadi Aksa pakai pun terlihat sangat berbeda warnanya.
"A-aksa?"
"Ibu ngapain disini?"
Dengan hitungan detik, tempat itu berubah, membuat Mona sedikit terkejut. Tempat itu, bukan lagi tempat yang tadi Mona pijak. Mona menatap sekeliling, tempat ini sangat indah, berbeda dengan tempat sebelumnya, yang menurutnya begitu menyeramkan. Dimana kah dirinya sekarang?
KAMU SEDANG MEMBACA
HELP [Tamat]
AléatoireAksa bukan siapa-siapa dan tak punya apa-apa. Hidupnya hanya di isi dengan luka,kecewa dan air mata. Dirinya terombang-ambing bak sebuah kayu yang berada di tengah-tengah ombak. Hatinya telah layu, meredup seiring dengan luka yang terus menganga tan...