HALO.
APA KABAR?
MASIH ADA YANG NUNGGU?
ADA YANG KANGEN AKSA?
"Ibu, Ayah Stop!" suara tegas milik Arka terdengar. Jujur saja, dirinya capek melihat Mona dan Dika yang selalu saja ribut setiap bertemu."Apa kalian tidak capek terus ribut seperti ini? Aku yang mendengarnya juga capek." teriak Arka, wajahnya memerah. Nafasnya memburu.
"Ibu gak akan marah, kalau ayah kamu tidak menendang dada anak sial itu, Arka. Kamu tau kan hati anak itu sangat berharga untuk ibu apalagi Rayyan."
"Dia gak akan kenapa-kenapa, sekalipun dia kenapa-kenapa bukannya itu bagus? Itu kan yang kamu ingin kan? Cih, ibu macam apa kamu." Dika berdecih, ia tak habis fikir dengan Mona. Padahal, Mona sendiri yang melahirkan Aksa. Tetapi kenapa, Mona juga yang menyakiti bahkan menginginkan kematian Aksa.
"Aku ibu macam apa? Haha.. apa kamu gak sadar? Ayah macam apa kamu? Tak mengakui anak nya sendiri."
"Aku bukan ayah nya!"
"STOP! AGRHH!" Arka berteriak seraya mengacak rambutnya frustasi.
"Stop, sudah cukup! Malu di dengar tetangga!" lagi, Arka berteriak.
"Semua ini gak akan terjadi jika ibu kamu tidak tidur dengan lelaki bejat itu Arka!" ucap Dika datar. Arka menghela nafas lelah. Kenapa harus di ungkit lagi?
"Ayah, please stop. Yang lalu biarlah berlalu. Lagian udah lewat juga kan? Kejadian itu tidak usah di ungkit lagi. Kalau ayah Raffa dan mama Calista dengar ini tidak enak. Kalian sudah punya keluarga masing-masing. Jadi, saling memaafkan itu hal terbaik."
"Sampai kapan pun, ayah tidak akan memaafkan ibu kamu Arka. Ayah bersumpah akan hal ini, ayah bersumpah sampai ayah mati." Dika berlalu begitu saja.
"MAS DIKA, KAMU HARUS TANGGUNG JAWAB! AKU GAK MAU ANAK ITU KENAPA-KENAPA. TERLEBIH, AKU GAK MAU HATI ANAK ITU RUSAK! KAMU HARUS TANGGUNG JAWAB KALAU SAMPE SEMUA ITU TERJADI!" teriak Mona, Dika tak menanggapi.
"Ibu udah, gak enak di dengar tetangga!"
"Anak itu Arka, gimana kalau anak itu mati sebelum mendonorkan hati nya untuk Rayyan?"
Hati Arka mencelos begitu saja, ia tidak membayangkan jika ia ada di posisi Aksa. Pasti rasanya sakit sekali.
"Ibu udah cukup, dia gak akan mati. Percaya sama aku. Sekarang ibu masuk, tenangin pikiran ibu. " Arka menuntun Mona. Membawa Mona masuk kedalam.
Setelah berhasil membawa Mona masuk ke dalam kamar Mona. Arka segera melangkah, memasuki kamarnya.
Sret!
KAMU SEDANG MEMBACA
HELP [Tamat]
عشوائيAksa bukan siapa-siapa dan tak punya apa-apa. Hidupnya hanya di isi dengan luka,kecewa dan air mata. Dirinya terombang-ambing bak sebuah kayu yang berada di tengah-tengah ombak. Hatinya telah layu, meredup seiring dengan luka yang terus menganga tan...