ALOHAAAAA.....
APA KABAR GUYS?
ADA YANG KANGEN AKSA?
ADA YANG MASIH NUNGGU AKSA?
AKSA KOMBEK GUYS YUHUUU
"Sakit apa kamu?" tanya Dika datar.Saat ini, Dika sedang berada di ruang rawat Aksa. Tau dari mana Dika ruang rawat Aksa? Tentu saja dengan mengikuti Keenan secara diam-diam.
"Uh?"
Satu Minggu yang lalu, Aksa tersadar dari koma nya. Dan dua hari yang lalu, kemoterapi pertamanya sudah Aksa lakukan secara diam-diam.
"Saya dengar dari Keenan, kamu baru saja tersadar dari koma?"
"A-ah? T-tidak ayah, K-keenan berbohong. A-aksa tidak apa-apa kok."
'Kalau tidak apa-apa, kamu tidak disini, terbaring di ranjang pesakitan anak bodoh.'
"Sebenarnya saya tidak perduli kenapa dan ada apa dengan kamu, saya kesini hanya untuk menagih janji kamu untuk menjaga Calista."
"Maaf ayah, Aksa ingkar janji. A-aksa janji setelah ini, Aksa akan benar-benar menjaga tante Calista. A-ayah masih mau menerima Aksa kan? A-ah, tidak, m-maksud Aksa, ayah masih mau menampung Aksa kan? B-besok atau lusa, A-aksa pulang."
"Tidak pulang sekalian tidak apa sebenarnya, tapi saya masih butuh kamu. Untuk jaga-jaga, menjaga Calista."
"A-aksa masih pingin pulang ayah, A-aksa belum siap jauh-jauh dari ayah. A-aksa masih ingin membalas semua kebaikan-kebaikan ayah ke Aksa. Tolong izinin Aksa ya yah? Sebentar lagi saja, setidaknya sampai Tante Calista melahirkan."
'Sampai Calista melahirkan? Memangnya, kamu tidak ingin selamanya bersama saya Aksa?'
"Boleh kan ayah?"
Dika tak menyahut, matanya malah menatap mata Aksa. Dapat Dika lihat, sorot mata Aksa memancarkan begitu banyak kesakitan. Tapi, Dika memilih tidak perduli. Mata Dika mengedar, menatap seluruh tubuh Aksa.
Ah---tubuh itu begitu kurus, beda sekali dengan tubuh Aksa di dalam mimpi Dika waktu itu. Jangan lupakan, warna pucat turut menghiasi wajah Aksa.
"A-ayah? B-boleh kan? K-kalau tidak boleh juga tidak apa-apa. Mungkin nanti, Aksa akan kebingungan untuk singgah kerumah siapa. Ibu? Mungkin ibu juga akan menolak. Ah---Aksa bingung." Aksa sedikit mengerucutkan bibirnya. Entahlah, mengapa tiba-tiba Aksa melakukan itu.
Dalam diam, Dika merasa gemas dengan tingkah Aksa. Tingkah Aksa yang seperti itu, begitu sama persis dengan Dika saat Dika masih remaja dulu.
Dika selalu mengerucutkan bibirnya di saat sedang kebingungan atau pun merajuk. Sama persis dengan apa yang Aksa lakukan sekarang. Menggemaskan bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
HELP [Tamat]
RandomAksa bukan siapa-siapa dan tak punya apa-apa. Hidupnya hanya di isi dengan luka,kecewa dan air mata. Dirinya terombang-ambing bak sebuah kayu yang berada di tengah-tengah ombak. Hatinya telah layu, meredup seiring dengan luka yang terus menganga tan...