amarah?

4.7K 392 84
                                    

ALOHAAA....

SELAMAT MALAM:)

Mona mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Mona mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang. Di sampingnya ada Aksa. Mereka memilih kembali kerumah sakit untuk menemani Rayyan. Sebelumnya, Aksa sudah memutuskan, untuk ikut dengan siapa. Tidak, Aksa tidak memilih salah satunya. Aksa memilih keduanya. Ia juga yang menentukan, 2 hari tinggal dengan Mona dan 2 hari tinggal bersama Dika. Begitupun seterusnya.

Capek?

Tentu saja. Tapi mau bagaimana lagi? Dirinya tidak mempunya tempat pulang yang tetap. Walau sejujurnya, Aksa menginginkan hal itu.

"Ibu..." lirih Aksa, Mona sama sekali tak menanggapi. Wanita itu hanya terdiam, fokus dengan stirnya.

"Bu...kepala Aksa sakit," adu-nya, dengan harap Mona menatapnya serta mengelus kepalanya lembut, Sama seperti Mona melakukan itu terhadap Arya, Arka, Darren bahkan Rayyan. Tidak, Aksa tidak mengharapkan apa-apa. Hanya itu yang Aksa harapkan, dengan harap, sakitnya akan hilang jika Mona mengelus kepalanya.

Tak ada sahutan, Mona masih dengan aktivitas nya. Bukannya tidak mendengar, hanya saja Mona malas menanggapi.

Hening.

Kepala Aksa menunduk, bibir bawahnya ia gigit dari dalam. 

"Bu---"

"Bisa diam gak sih? Berhenti berbicara, saya muak dengan semua sikap kamu yang penuh drama itu. Gak usah pura-pura sakit hanya demi untuk mendapatkan perhatian saya. Karena sampai kapan pun, saya tidak akan membuang cuma-cuma perhatian saya untuk kamu. "

---ucapan Aksa terpotong, baru saja ia hendak mengadu bahwa bukan hanya kepala, tetapi seluruh tubuhnya terasa begitu sakit. Jika Mona sudah berbicara seperti itu, apalagi yang Aksa harapkan? Diam, memang lebih baik.

"Lagian untuk apa pura-pura sakit heum? Sakit beneran baru tau rasa."

'Aksa tidak pura-pura ibu, ini benar-benar sakit. Tapi kalau ibu anggap begitu, tidak apa-apa. Aksa pastikan, ini kali pertama dan terakhir Aksa mengadu.'

Aksa merunduk, "Maaf," lirih Aksa.

Sementara di sisi lain, seseorang tengah berhilir mudik kesana kemari dengan raut wajah yang sedikit cemas. Berulang kali ia menaik turunkan ponsel dari samping telinga nya.

'Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif co---'

Tut.

"Ahh, Dami, kamu dimana? Kenapa ponsel mu tidak aktif? Kamu tidak akan mengingkari janji kamu kan?" Mata lelaki itu bergerak gelisah, sudah berungkali ia menghubungi kontak yang bertuliskan 'Adikku Dami' di dalam ponselnya. Namun, kontak itu tidak aktif.

Lelaki itu, mencoba sekali lagi untuk menelfon nomor Dami. Tapi hasilnya nihil, nomor itu tidak aktif.

"Ck," ia melempar ponselnya asal, beruntung, ponselnya jatuh tepat ke sofa.

HELP [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang