ALOHAAA
Apa kabar?
Masih ada yang nunggu kah?
Gak ada ya?
Yaudah gakpapa:)
Arka, lelaki itu kini tengah terduduk di balik pengemudi. Mengiringi mobil jenazah yang membawa jenazah adiknya di depan sana. Wajah Arka terlihat sedih, tatapannya terasa kosong. Tapi, bukan kah ia harus fokus jika tidak ingin terjadi apa-apa?
Tetapi, bayangan saat ia berbuat tidak baik kepada Aksa berputar seperti kaset rusak di dalam otaknya. Sungguh, itu sangat menyesakkan.
Di samping Arka, ada Arya. Lelaki itu jauh dari kata baik. Penampilannya terlihat acak-acakan, dengan wajah sembab, tatapannya terasa kosong menatap mobil jenazah di depan sana. Tangannya sesekali terangkat, menyeka air mata yang membasahi pipinya.
'Ini untuk pertama dan terakhir kalinya gua antar lo kesekolah.'
"Dia benar-benar menepati janji nya bang," lirih Arka tanpa menoleh ke arah Arya. Begitu pun Arya, ia masih fokus dengan aktivitasnya.
"Dia benar-benar menepati janjinya untuk tidak lagi meminta gua mengantarnya ke sekolah. Padahal, dia tidak pernah meminta. Tetapi gua sadar, dari tatapannya saja dia menginginkan hal itu. Di antar sekolah oleh Abang nya. Dan hal seperti itu, begitu sulit untuk dia dapatkan." lirih Arka, matanya berkaca-kaca, pandangan nya sedikit buram. Namun, Arka cepat-cepat mengusap matanya.
"Gua ingat, untuk pertama kalinya dia duduk di mobil gua. Posisinya sama seperti lo bang, menatap lurus kedepan dengan senyuman. Gua masih ingat wajah bahagia dia. Padahal hari itu, gua menyakiti hatinya dengan kata-kata gua yang gak seharusnya gua lontarkan untuk dia."
Hening.
"Disini, di mobil ini, untuk yang pertama kalinya gua lihat dia tersenyum dengan tulus. Tidak di paksakan seperti biasanya. Dan nyatanya hari itu, benar-benar hari pertama dan terakhir kalinya dia duduk di mobil gua." suara Arka bergetar, air matanya tidak dapat Arka bendung lagi.
"Waktu itu Aksa meminta maaf, padahal dia tidak melakukan apa-apa. Tapi dengan tidak berperasaan nya gua, gua mengabaikan maaf dia. Bahkan gua bilang, gua enggak akan pernah maafin dia seumur hidup gua. Apa semua itu berbalik bang? Hiks. "
'Kalau begitu, Aksa tidak akan pernah tenang.'
"Sekarang gua paham maksud dia bang hiks. Dia tidak akan pernah tenang selama kita belum memaafkannya. Padahal pada kenyataannya, dia gak bersalah hiks. Dia anak baik yang menjadi korban keegoisan kita bang hiks. " tangis Arka semakin tidak terkendali, di tambah, suara sirine mobil jenazah yang terdengar nyaring memekakkan telinga. Menambah sesak dada.
KAMU SEDANG MEMBACA
HELP [Tamat]
Ngẫu nhiênAksa bukan siapa-siapa dan tak punya apa-apa. Hidupnya hanya di isi dengan luka,kecewa dan air mata. Dirinya terombang-ambing bak sebuah kayu yang berada di tengah-tengah ombak. Hatinya telah layu, meredup seiring dengan luka yang terus menganga tan...