Kilas balik

15.4K 550 4
                                    




"Ibu! Ibu mau kemana?"

Bocah laki-laki berusia lima tahun itu memeluk kedua kaki ibunya yang hendak pergi keluar rumah. Kepalanya mendongak, menatap sang ibu dengan tatapan polosnya. Ada sorot khawatir di netra hitam legam itu.

Mona--- wanita cantik yang kini sedang memakai dress berwarna merah maroon di atas lutut itu berjongkok untuk menyetarakan tingginya dengan sang anak seraya  tersenyum, tangannya terangkat  mengusap lembut Surai anaknya.

"Arya sayang, ibu mau pergi sebentar ya. Ibu ada urusan," kata wanita itu, menatap mata sang anak dengan tatapan lembut.

"Pelgi? Alya ikut ya?" Ucap Arya. Wanita itu tersenyum, menggenggam lembut tangan mungil anak laki-laki di hadapannya.

"Arya sama ayah sama adek aja ya di rumah? Ibu cuma pergi sebentar."

Arya menggeleng kuat, kedua matanya berkaca-kaca.

"Alya mau ikut ibu," lirihnya, entahlah ada apa. Tapi intinya, anak itu tidak ingin di tinggal.

"Sayang, ibu hanya pergi sebentar. Ibu akan pulang cepat, ibu janji." Wanita itu terus mengusap Surai anaknya.

"Mona? Kamu jadi pergi?"

Wanita itu menoleh ke arah sumber suara, terlihat seorang laki-laki tengah menuruni anak tangga sembari menggendong bocah laki-laki berusia dua tahun. Wanita itu tersenyum.

"Iya mas, kapan lagi aku bisa kumpul sama teman-teman sekolah ku?"

Laki-laki itu menghela nafas. "Muka kamu terlihat pucat Mona, apa gak sebaiknya kita kerumah sakit saja?"

Wanita itu menggeleng ribut, "ayolah mas, kapan lagi aku bisa kumpul sama mereka? Tahun-tahun kemarin aku gak bisa datang karena mengurusi anak kita."

Laki-laki itu terdiam. Pasalnya, sekitar 10 menit yang lalu, wanita yang bernama lengkap MONA ADELICIA itu terus bolak-balik kamar mandi memuntahkan sesuatu yang hanya berupa cairan bening.

"Tapi mona---"

"Mas? Please... Aku Janji, setelah aku pulang reuni, aku akan memeriksakan diri ke dokter."

Laki-laki itu menghela nafas. Mona--wanita itu sangat keras kepala. Padahal laki-laki itu hanya khawatir.

"CK, yasudah. Tapi janji yaa, setelah itu kita ke rumah sakit. Aku takut kamu kenapa-kenapa sayang."

Mona tersenyum seraya mengangguk. "Oke,ahh terimakasih mas Dika."

Wanita itu segera menghambur memeluk tubuh sang suami-- Mahardika Adhitama. Wanita itu segera beralih menatap kedua anaknya. Si sulung Arya dan si bungsu Arka.

"Ya ibu ya..Alya ikut," lirih nya, Mona tersenyum.

"Arya, Arya disini ya sama ayah sama adek. Ibu janji akan pulang cepat, "

Arya terdiam, matanya masih berkaca-kaca. Kepalanya mendongak menatap sang ayah.

"Gini deh, Arya mau apa? Nanti ibu pulang ibu belikan, heum?"

Arya masih terdiam, air matanya menetes. "Lobot-lobotan," lirihnya.

Mona tersenyum, "Aish lucu sekali anak ibu ini, oke nanti ibu beli robot-robotan ya? Arya disini sama ayah sama adek gak papa kan?"

Arya mengangguk ragu, "tapi janji ya Bu, beli lobot-lobotan. Untuk adek juga."

Lagi, tangan Mona terangkat untuk menguasai lembut kepala anak pertamanya itu.

"Iya sayang ibu janji,"

"Yasudah ya mas, aku berangkat. Aku titip anak-anak."

Dika mengangguk, mengecup kening istrinya singkat.

HELP [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang