Ada yang minta aku untuk double up..
Akhirnya, aku laksanain deh.
Gimana? Seneng gak?
Aksa tak tahu sejak kapan dirinya menjadi dekat dengan Rayyan serta Keenan. Aksa ingat betul, saat sadar dari koma waktu itu, Keenan menangis, meminta maaf. Aksa memaafkan? Tentu saja."Sa..Lo beneran gak papa kan? Muka lo pucet banget."
Aksa menggeleng pelan, bibir pucatnya tersenyum, matanya menatap Rayyan.
"Enggak apa-apa bang, sumpah deh."
"Gua khawatir,"
"Enggak perlu khawatir, justru Aksa yang malah khawatir sama Abang. Dia gak berulah kan?"
Rayyan mengelus dadanya pelan, kepalanya menggeleng pelan.
"Hari ini, dia nurut banget."
"Syukurlah, Abang sabar aja ya...sebentar lagi A---" ucap Aksa terpotong, hampir saja.
"Sebentar lagi apa?"
"Ah? E-eh t-tidak. Maksud Aksa, Aksa yakin, sebentar lagi Abang akan sembuh. Abang harus sabar."
Rayyan tersenyum. "Pokoknya gua harus sembuh, setelah gua sembuh nanti. Kita liburan bareng ya Sa? Lo mau kemana? Berdua aja, gua pengen banget nikmatin waktu gua buat lo."
"Aksa gak pengen kemana-mana, Aksa pengen di sini. Selamanya, bersama Abang. "
Rayyan hendak mengangkat bicara. Namun tak jadi, Karen tiba-tiba saja Keenan datang seraya menangis. Membuat Aksa maupun Rayyan bangkit dari duduknya.
"K-keenan? A-ada apa?" tanya Aksa. Keenan tak menyahut. Lelaki itu, malah menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
"Keenan ada apa?" kali ini Rayyan yang mengangkat suara.
"Siapa yang buat lo nangis? Lo di jahatin? Sama siapa? Kasih tahu gue Keenan."
"Hiks, b-bang...hiks, g-gua takut. G-gua gak mau kehilangan lagi. C-cukup p-papa Wira yang pergi, tidak boleh yang lain hiks."
Tingkah laku Keenan saat ini membuat Rayyan dan Aksa bingung bukan main. Apa maksud dari Keenan?
"A-apa maksudnya K-keenan? S-siapa yang pergi? A-ayah Dika, baik-baik saja kan? B-bang Zaidan juga baik-baik saja kan? Tante Calista dan bang Arya pasti baik-baik saja kan? A-ada apa Keenan, jangan buat Aksa takut. B-bang A---"
"Bang Arka kecelakaan hiks,"
--------
CIT!
Bruk!
Brak!
Suara decitan ban mobil yang beradu dengan aspal, begitu memekakan telinga. Mobil itu memutar tak jelas arah, setelahnya berguling-guling di atas aspal.
KAMU SEDANG MEMBACA
HELP [Tamat]
RandomAksa bukan siapa-siapa dan tak punya apa-apa. Hidupnya hanya di isi dengan luka,kecewa dan air mata. Dirinya terombang-ambing bak sebuah kayu yang berada di tengah-tengah ombak. Hatinya telah layu, meredup seiring dengan luka yang terus menganga tan...