ALOHAAAAA....
YUHUUUUU.....AKU UP.....
ADA YANG RINDU?
TEMANI AKSA LAGI YAA:)
KASIH SEMANGAT KE AKSA:)
Dengan langkah ragu dan badan yang sedikit bergemetar sarat akan ketakutan itu, melangkah memasuki perkarangan rumah Mona---ah lebih tepatnya Raffa.
Iya, Aksa memberanikan diri untuk pulang setelah seminggu ia terbaring lemah di ranjang pesakitan. Sekitar dua hari yang lalu, Aksa tersadar dari pejamnya. Dan ia cukup kaget saat Rio memberitahu bahwa ia tertidur selama itu.
Bermodal merengek dan menyetujui syarat dari Rio dan juga Farris, Disinilah Aksa sekarang berada. Berdiri di depan pintu rumah Mona. Ia ragu, haruskah ia mengetuk pintu?
Tangan Aksa terangkat, hendak membuka pintu namun tidak jadi. Dirinya keburu terlonjak kaget saat seseorang membuka pintu.
Glek!
Aksa meneguk salivanya susah payah. Iris matanya menatap takut-takut orang yang kini tengah berdiri di hadapannya dengan. Wajah itu terlihat datar dan kesal mungkin juga marah.
"Berani pulang?" suara itu, suara itu yang sudah seminggu ini tidak Aksa dengar. Suara itu begitu rendah, namun datar membuat tubuh Aksa semakin bergetar.
"I-ib-bu..."
"Berani pulang?" lagi, suara rendah nan datar itu terdengar. Aksa hanya terdiam menundukkan kepala. Selalu seperti ini, tidak berani menatap manik Mona.
"JAWAB SAYA AKSA!"
Aksa tersentak, saat wanita di hadapannya bereteriak cukup keras. Aksa semakin menundukkan kepala. Nafasnya sedikit memberat.
"Kamu pikir kamu siapa bisa seenaknya seperti ini ha? Keluar masuk rumah orang seenak jidat. Udah bagus kamu, saya kasih tumpangan. Tapi kenapa seperti ini? Kenapa kelakuan kamu semakin menjadi Aksa?"
Aksa semakin menunduk kan kepala, bibirnya bergetar. "M-ma-af m-maaf bu..."
"Mana ponsel kamu,"
Aksa terdiam, dalam hati bertanya, untuk apa Mona meminta ponselnya?
"BERIKAN PONSEL KAMU AKSA!"
Lagi, untuk yang kesekian kali, Aksa tersentak. Dengan tangan bergemetar, Aksa merogoh saku celananya, mengambil ponselnya dan memberikannya kepada Mona.
Prang...
Mata Aksa membola saat melihat Mona membanting ponselnya tanpa aba-aba.
"Apa gunanya ponsel kamu Aksa? Apa kamu tahu, Rayyan berkali-kali collapse gara-gara terus merengek meminta kamu ada di sisinya. Dan kamu malah seenaknya keluyuran ha?"
KAMU SEDANG MEMBACA
HELP [Tamat]
RandomAksa bukan siapa-siapa dan tak punya apa-apa. Hidupnya hanya di isi dengan luka,kecewa dan air mata. Dirinya terombang-ambing bak sebuah kayu yang berada di tengah-tengah ombak. Hatinya telah layu, meredup seiring dengan luka yang terus menganga tan...