Amarah

4.1K 334 15
                                    

Lelaki itu berjalan tergesa, wajahnya memerah terlihat seperti menahan Amarah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Lelaki itu berjalan tergesa, wajahnya memerah terlihat seperti menahan Amarah. Tangannya sesekali mengepal, rahangnya mengeras.
"AKSA! DIMANA KAMU? KELUAR!" teriaknya. Tak ada sahutan. Sial.

"AKSA KELUAR!" laki-laki membuka pintu kamar Aksa dengan kasar. Disana, terlihat, Aksa tengah berusaha bangkit, wajahnya terlihat sedikit pucat.

"A-ayah?" lirih Aksa.

Dika---laki-laki itu menarik lengan Aksa untuk berdiri dengan kasar.

"A-ayah..kepa---"

Plak!

"Anak sialan! Gara-gara kamu, anak saya masuk rumah sakit. Kamu mau mencoba membunuh ha?"

Aksa menggeleng pelan, tadi Calista sekarang Dika. Pipi Aksa rasanya kebas, panas dan sakit. Apalagi sakit itu menjalar ke kepala.

"Apa yang kamu lakukan ha? Anak tidak tau di untung. Anak tidak tau diri. Anak tidak tau terimakasih. Ada salah apa anak saya sama kamu Aksa. Lihat, dia sedang berjuang di rumah sakit sana karena ulah mu sialan!"

Aksa menunduk. "M-maaf," lirihnya. Dika yang sudah tak tahan segera menarik lengan Aksa kasar, entah ia akan membawa Aksa kemana. Aksa tidak tahu, tapi yang jelas, ini bukan suatu tanda yang baik. Aksa bisa merasakan itu.

Bruk!

Tubuh Aksa meluruh begitu saja di lantai kamar mandi saat Dika melemparnya.

"Aghh," rintih Aksa tertahan.

"Menghadap ke tembok Aksa,"

"CEPAT!"

Refleks, Aksa memutar tubuhnya menghadap tembok, membelakangi Dika. Entah apa yang akan Dika lakukan, Aksa tidak tahu. Ia hanya bisa pasrah.

Dika melepas ikat pinggangnya, kalian sudah tahu apa yang akan Dika lakukan?

"Buka bajumu sialan!"

Lagi, Aksa hanya bisa menurut. Di dalam hati ia merapatkan doa agar apa yang ada di fikirannya tidak terjadi. Sungguh, baru saja memikirkannya sudah sesakit itu, apalagi merasakan.

Ctarr!

Mata Aksa memejam, tubuhnya menggelinjang, ia memekik tertahan. Yaa, apa yang ada di pikiran kalian dan di pikiran Aksa benar-benar terjadi. Ikat pinggang itu melesat, merobek punggung Aksa. Mungkin.

"Itu karena kamu sudah menyelaka-kan anak saya,"

Ctarr!

"Itu karena kamu anak saya masuk rumah sakit,"

Ctarr!

"Itu karena kamu tidak tau terimakasih,"

Ctarr!

"Itu atas kesakitan anak saya,"

Ctarr!

"Itu karena kamu lahir di dunia ini Aksa!"

HELP [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang