Mimpi dan kabar baik

4.1K 383 55
                                    

ALOHAAAAAAA

SELAMAT MALAM:)

AYAM, KOMBEK YUHUUU....

ADA YANG MASIH MENUNGGU?

Kakinya terus melangkah, berbagai pertanyaan muncul di dalam benaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kakinya terus melangkah, berbagai pertanyaan muncul di dalam benaknya. Entahlah, Dika tak tahu dirinya berada di mana sekarang. Yang jelas saat ini, hamparan Padang rumput yang hijau sedang ia pijak. Langit begitu cerah.

Dika terus melangkah seraya menatap sekitar. Sungguh, sejuk dan menenangkan sekali tempat ini.

Mata Dika berhenti mengedar saat melihat sosok lelaki muda yang tengah terduduk di atas hamparan rumput. Perlahan, kaki Dika melangkah ke arahnya.

"Permisi," ucap Dika, lelaki itu tak merespon. Ah--mungkin saja ucapan Dika tidak terdengar.

"Permisi," lelaki itu sama sekali tak merespon.

Dengan perlahan, tangan Dika bergerak, menyentuh pundak lelaki itu.

"Permisi,"

Benar saja, perlakuan Dika barusan membuahkan hasil. Lelaki itu menoleh dengan senyuman indah di kedua bibirnya. Membuat Dika terpaku.

"Aksa?"

"Ayah?" Lelaki itu berucap dengan antusias, bibirnya masih membentuk senyuman. Ah---manis sekali.

Dika masih terpaku, entahlah ini hanya perasaannya saja atau apa Dika tak tahu. Tapi yang jelas, wajah Aksa begitu cerah, tubuhnya lebih berisi dari sebelumnya, senyumnya begitu manis.

"Ayah sedang apa disini?" Tanya lelaki itu, lebih tepatnya Aksa.

"Seharusnya Ayah yang bertanya, kenapa kamu disini?" ucapan Dika begitu lembut.

Aksa mengerutkan keningnya. "Loh, ayah, ini kan memang tempat Aksa. Tidak-tidak, ini rumah Aksa."

Kali ini, kening Dika yang berkerut. "Disini tidak ada rumah Aksa, kamu jangan bercanda. Ayok kita pulang." Ajak Dika. Aksa menggeleng.

"Aksa suka di sini ayah, tempatnya indah, Aksa tidak merasakan sakit disini. Jadi biarin Aksa tetap disini ya? Ayah pulang saja,"

"Kalau ayah pulang, kamu sendirian Aksa."

"Aksa tidak sendiri ayah,"

Lagi, kening Dika berkerut. Tak mengerti dengan ucapan Aksa. Bukan kah jelas-jelas dari tadi Aksa hanya duduk sendirian disini?

"Ayah tidak ingin pulang sendirian Aksa, ayah ingin pulang bareng-bareng sama kamu. Ibu, Arya dan Arka pasti sedang menunggu kita Aksa. Ayok, kita pulang."

HELP [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang