ALOHAAAA....
YEAYYY...AKU UP🤗
Disinilah Aksa, berdiam diri di luar toilet laki-laki. Menunggu Rayyan yang tengah berganti seragam. Aksa menatap kosong ke arah depan. Kejadian tadi terulang di dalam ingatan.
Lontaran kata kematian yang mereka inginkan dari dirinya begitu terngiang bersahut-sahutan dengan lontaran kasar dari Mona, Dika, Arya, bahkan Keenan.
"Mati aja lo,"
"Hidup lo gak guna disini,"
"Kematian lo yang kita nanti-nanti sialan!"
"Satu pinta gua ke tuhan, semoga tuhan cepet-cepet cabut nyawa lo. "
"Gua akan selalu berdoa, semoga orang busuk kaya lo terkena karma nya. Sakit kanker misalnya?"
"Mati Aksa, yang saya ingin kan adalah kematian kamu. Menghilang lah Aksa. Menghilang. "
Aksa menggeleng-geleng kan kepalanya, berusaha menghilangkan suara-suara yang tiba-tiba saja berputar seperti kaset rusak di dalam ingatannya.
"Gua gak ingin minta apa-apa, yang gua minta dari lo adalah, kematian lo."
"Gak usah muna deh Sa. Dari pada lo sakit disini. Mending mati, mungkin disana lo akan tenang."
"Gak akan juga, karena manusia jahat dan pembunuh seperti dia akan di tempatkan di neraka. Dan kalian tau kan neraka itu panas. Dia akan di bakar di sana."
Aksa semakin menggeleng-gelengkan kepalanya. Hingga refleks Aksa mengangkat tangan, berusaha melindungi diri sendiri saat tiba-tiba seseorang mencekal pundak Aksa.
"A-am-pun...j-jangan bakar Aksa," lirihnya meminta, berhasil membuat orang yang mencekal pundaknya itu menatap Aksa sedih.
"Sa..."
"A-ampun, A-aksa t-tidak akan nakal... n-nakal lagi."
Mata orang itu bergetar, air matanya menumpuk begitu saja di pelupuk matanya.
"Sa, hey. Ini gua. Rayyan. Jangan takut heum?" ucap orang itu dengan lembut dan nada yang sedikit bergetar. Iya, itu Rayyan yang baru saja keluar dari salah satu bilik toilet. Ia berusaha meraih tangan Aksa.
"Sa hey, lihat gua. Ada gua disini Aksa, please jangan takut."
"B-bang, m-mereka t-tidak mau berhenti. M-mereka terus saja terngiang-ngiang, m-mereka selalu saja muncul. A-aksa ingin menghentikannya, A-aksa takut." lirih Aksa, matanya memejam erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
HELP [Tamat]
RandomAksa bukan siapa-siapa dan tak punya apa-apa. Hidupnya hanya di isi dengan luka,kecewa dan air mata. Dirinya terombang-ambing bak sebuah kayu yang berada di tengah-tengah ombak. Hatinya telah layu, meredup seiring dengan luka yang terus menganga tan...